Rabu, 23 Mei 2012

Artikel "7 kebiasaan sepele orang Indonesia yang ganggu kesehatan orang lain"

 
  7 kebiasaan sepele orang Indonesia yang ganggu kesehatan orang lain
AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
1. Meludah atau buang dahak sembarangan
Berbagai jenis kuman penyakit bisa menular melalu droplet atau bercak dahak, sebut saja tuberculosis (TB atau TBC) dan virus influenza. Kebiasaan meludah dan membuang dahak sembarangan tentu meningkatkan risiko penyebaran kuman sehingga makin banyak yang tertular.

Sayangnya meludah sembarangan masih sering dilakukan orang Indonesia, sampai-sampai harus dipasang peringatan di tempat-tempat umum seperti lapangan futsal. Nenek-nenek yang suka mengunyah sirih juga sering meludah sembarangan dan meninggalkan bekas berwarna merah di mana-mana.
2. Buang sampah sembarangan
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010, rata-rata 9 persen orang Indonesia masih sembarangan saat membuang sampah rumah tangga. Demikian juga di tempat umum, tidak jarang ditemui orang dengan cueknya meninggalkan sampah begitu saja meski tersedia tempat sampah di dekatnya.

Sampah plastik akan mengotori lingkungan karena sulit diurai secara alami, sedangkan sampah organik akan membusuk dan memicu masalah kesehatan secara langsung. Sampah yang membusuk akan dihinggapi lalat dan serangga lain
3. Pipis sembarangan
Dalam kondisi sehat, urine cenderung steril dan tidak mengganggu kesehatan kecuali baunya saja yang mengusik kenyamanan seperti dikutip dari WebMD. Namun tidak selamanya demikian, air kencing juga sering mengandung bakteri atau jamur dan bisa menular ke mana-mana ketika ada orang pipis sembarangan.

Masalahnya di kota-kota besar seperti Jakarta, terbatasnya fasilitas toilet umum sering membuat beberapa warga, khususnya laki-laki, enggan menahan hasrat kencing terlalu lama.
4. Bersin tidak tutup hidung
Saat bersin, seseorang bisa melontarkan partikel-partikel dahak dengan kecepatan mencapai 100 mil perjam. Seperti dikutip dari Howstuffworks, berbagai kuman yang mungkin ada dalam dahak bisa menyebar dengan sangat cepat ke orang-orang di sekitarnya.

Saat berada di tempat umum, tak jarang dijumpai orang bersin tidak menutup hidung dan mulut. Agar saat bersin kumannya tidak menyebar, mulut dan hidung harus ditutup di tissue atau jika tidak ada maka sebaiknya diarahkan ke kain lengan baju

5. Buang lendir batuk pilek sembarangan
Dibandingkan sampah lainnya, tissue yang berserakan kadang lebih menjijikkan karena biasanya ada ingus atau dahak di dalamnya yang sering dikeluarkan dari hidung seseorang saat pilek. Seharusnya sampah tersebut dibuang di tempat khusus, namun banyak yang malas melakukannya.

Tissue bekas berisi ingus atau dahak bisa menyebarkan kuman-kuman penyebab infeksi meski sudah dilipat sampai rapat. Daripada dibuang sembarangan dan membahayakan orang lain, tidak ada salahnya untuk mengantonginya sampai menemukan tempat sampah yang tertutup.
6. Tidak cuci tangan sebelum makan
Salah satu poin dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang selalu ditekankan oleh Kementerian Kesehatan adalah cuci tangan pakai sabun. Sayangnya masih banyak yang menyepelekan hal ini, karena merasa tangannya masih bersih meski habis menyentuh benda-benda yang sering dihinggapi kuman misalnya gagang pintu.

"Penyebab kematian utama anak-anak akibat infeksi karena kontak langsung seperti diare dan influenza, tapi dengan mengubah perilaku seperti rajin cuci tangan bisa membantu mengurangi penyakit infeksi," kata dr Kirana
7. Buang permen karet sembarangan
Sampah permen karet yang dibuang sembarangan bukan cuma memicu masalah lingkungan, tetapi juga kesehatan karena pasti ada cairan tubuh seseorang misalnya air liur yang menempel di sana. Dikutip dari Howstuffworks, beberapa dari 1.600 jenis bakteri penyebab penyakit bisa menempel pada sampah permen karet.

Cara membuang sampah permen karet adalah memasukkannya kembali ke bungkusnya, dilipat lalu dimasukkan tempat sampah. Namun dalam kenyataannya, banyak ditemukan sampah permen karet ditemukan menempel di bawah meja, kursi dan bahkan tiang listrik atau tempat untuk berpegangan di halte bus.
( up/ir )

Tidak ada komentar: