AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
1. Meludah atau buang dahak
sembarangan
Berbagai jenis kuman penyakit bisa
menular melalu droplet atau bercak dahak, sebut saja tuberculosis (TB atau TBC)
dan virus influenza. Kebiasaan meludah dan membuang dahak sembarangan tentu
meningkatkan risiko penyebaran kuman sehingga makin banyak yang tertular.
Sayangnya meludah sembarangan masih sering dilakukan orang Indonesia, sampai-sampai harus dipasang peringatan di tempat-tempat umum seperti lapangan futsal. Nenek-nenek yang suka mengunyah sirih juga sering meludah sembarangan dan meninggalkan bekas berwarna merah di mana-mana.
Sayangnya meludah sembarangan masih sering dilakukan orang Indonesia, sampai-sampai harus dipasang peringatan di tempat-tempat umum seperti lapangan futsal. Nenek-nenek yang suka mengunyah sirih juga sering meludah sembarangan dan meninggalkan bekas berwarna merah di mana-mana.
2. Buang sampah sembarangan
Menurut data Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2010, rata-rata 9 persen orang Indonesia masih sembarangan saat
membuang sampah rumah tangga. Demikian juga di tempat umum, tidak jarang
ditemui orang dengan cueknya meninggalkan sampah begitu saja meski tersedia
tempat sampah di dekatnya.
Sampah plastik akan mengotori lingkungan karena sulit diurai secara alami, sedangkan sampah organik akan membusuk dan memicu masalah kesehatan secara langsung. Sampah yang membusuk akan dihinggapi lalat dan serangga lain
Sampah plastik akan mengotori lingkungan karena sulit diurai secara alami, sedangkan sampah organik akan membusuk dan memicu masalah kesehatan secara langsung. Sampah yang membusuk akan dihinggapi lalat dan serangga lain
3. Pipis sembarangan
Dalam kondisi sehat, urine cenderung
steril dan tidak mengganggu kesehatan kecuali baunya saja yang mengusik
kenyamanan seperti dikutip dari WebMD. Namun tidak selamanya demikian, air
kencing juga sering mengandung bakteri atau jamur dan bisa menular ke mana-mana
ketika ada orang pipis sembarangan.
Masalahnya di kota-kota besar seperti Jakarta, terbatasnya fasilitas toilet umum sering membuat beberapa warga, khususnya laki-laki, enggan menahan hasrat kencing terlalu lama.
Masalahnya di kota-kota besar seperti Jakarta, terbatasnya fasilitas toilet umum sering membuat beberapa warga, khususnya laki-laki, enggan menahan hasrat kencing terlalu lama.
4. Bersin tidak tutup hidung
Saat bersin, seseorang bisa
melontarkan partikel-partikel dahak dengan kecepatan mencapai 100 mil perjam.
Seperti dikutip dari Howstuffworks, berbagai kuman yang mungkin ada
dalam dahak bisa menyebar dengan sangat cepat ke orang-orang di sekitarnya.
Saat berada di tempat umum, tak jarang dijumpai orang bersin tidak menutup hidung dan mulut. Agar saat bersin kumannya tidak menyebar, mulut dan hidung harus ditutup di tissue atau jika tidak ada maka sebaiknya diarahkan ke kain lengan baju
Saat berada di tempat umum, tak jarang dijumpai orang bersin tidak menutup hidung dan mulut. Agar saat bersin kumannya tidak menyebar, mulut dan hidung harus ditutup di tissue atau jika tidak ada maka sebaiknya diarahkan ke kain lengan baju
5. Buang lendir batuk pilek
sembarangan
Dibandingkan sampah lainnya, tissue
yang berserakan kadang lebih menjijikkan karena biasanya ada ingus atau dahak
di dalamnya yang sering dikeluarkan dari hidung seseorang saat pilek.
Seharusnya sampah tersebut dibuang di tempat khusus, namun banyak yang malas
melakukannya.
Tissue bekas berisi ingus atau dahak bisa menyebarkan kuman-kuman penyebab infeksi meski sudah dilipat sampai rapat. Daripada dibuang sembarangan dan membahayakan orang lain, tidak ada salahnya untuk mengantonginya sampai menemukan tempat sampah yang tertutup.
Tissue bekas berisi ingus atau dahak bisa menyebarkan kuman-kuman penyebab infeksi meski sudah dilipat sampai rapat. Daripada dibuang sembarangan dan membahayakan orang lain, tidak ada salahnya untuk mengantonginya sampai menemukan tempat sampah yang tertutup.
6. Tidak cuci tangan sebelum makan
Salah satu poin dalam Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) yang selalu ditekankan oleh Kementerian Kesehatan
adalah cuci tangan pakai sabun. Sayangnya masih banyak yang menyepelekan hal
ini, karena merasa tangannya masih bersih meski habis menyentuh benda-benda
yang sering dihinggapi kuman misalnya gagang pintu.
"Penyebab kematian utama anak-anak akibat infeksi karena kontak langsung seperti diare dan influenza, tapi dengan mengubah perilaku seperti rajin cuci tangan bisa membantu mengurangi penyakit infeksi," kata dr Kirana
"Penyebab kematian utama anak-anak akibat infeksi karena kontak langsung seperti diare dan influenza, tapi dengan mengubah perilaku seperti rajin cuci tangan bisa membantu mengurangi penyakit infeksi," kata dr Kirana
7. Buang permen karet sembarangan
Sampah permen karet yang dibuang
sembarangan bukan cuma memicu masalah lingkungan, tetapi juga kesehatan karena
pasti ada cairan tubuh seseorang misalnya air liur yang menempel di sana.
Dikutip dari Howstuffworks, beberapa dari 1.600 jenis bakteri penyebab
penyakit bisa menempel pada sampah permen karet.
Cara membuang sampah permen karet adalah memasukkannya kembali ke bungkusnya, dilipat lalu dimasukkan tempat sampah. Namun dalam kenyataannya, banyak ditemukan sampah permen karet ditemukan menempel di bawah meja, kursi dan bahkan tiang listrik atau tempat untuk berpegangan di halte bus.
Cara membuang sampah permen karet adalah memasukkannya kembali ke bungkusnya, dilipat lalu dimasukkan tempat sampah. Namun dalam kenyataannya, banyak ditemukan sampah permen karet ditemukan menempel di bawah meja, kursi dan bahkan tiang listrik atau tempat untuk berpegangan di halte bus.
( up/ir
)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar