Kamis, 28 April 2011

Serangan Jantung di Pagi Hari Lebih Mematikan

Madrid, Risiko kematian selalu tinggi ketika terjadi serangan jantung. Namun jika terjadi pada pagi hari, serangan jantung 20 persen lebih berisiko memicu kematian dibandingkan serangan jantung yang terjadi di waktu-waktu lain sepanjang hari.

Berbagai penelitian sebelumnya memang menunjukkan bahwa serangan jantung lebih sering terjadi pada pagi hari. Meski begitu, belum ada yang membandingkan risiko kematian akibat serangan jantung yang terjadi pada waktu-waktu tertentu termasuk di pagi hari.

Baru-baru ini, para peneliti dari National Center of Cardiovascular Disease di Spanyol berhasil mengaitkan risiko kematian dengan waktu terjadinya serangan jantung. Serangan jantung yang terjadi antara pukul 6 pagi hingga tengah hari paling mematikan dibandingkan pada waktu lainnya.

Peningkatan risiko kematian pada serangan jantung yang terjadi di pagi hari cukup tinggi, yakni seitar 20 persen. Diduga, pemicunya adalah sistem hormonal dan metabolisme yang mengalami peningkatan aktivitas pada pagi hari setelah bangun tidur.

Peningkatan tekanan darah di pagi hari juga diyakini juga ikut mempengaruhi meski pendapat ini masih kontroversial. Sebab penelitian terbaru di Harvard Medical School menunjukkan, jam biologis manusia justru membuat tekanan darah turun ke titik terendah pada pagi hari.

Penelitian tersebut melibatkan 811 pasien serangan jantung yang dirawat di berbagai rumah sakit di kota Madrid, antara tahun 2003-2009. Dikutip dari Dailymail, Jumat (29/4/2011), sebagian besar partisipan mengalami infark myokardiak, yakni serangan jantung yang dipicu penyumbatan pembuluh darah yang berkepanjangan.

Sesuai dengan penelitian-penelitian terdahulu, sebagian besar partisipan yakni 269 orang mengalami serangan jantung antara pukul 6 pagi hingga tengah hari. Sisanya, 240 orang mengalaminya antara tengah hari hingga pukul 6 sore, 161 antara pukul 6 sore hingga tengah malam dan 141 antara tengah malam hingga pukul 6 pagi.AN Uyung Pramudiarja - detikHealth

Yang 'Baik' Belum Tentu Baik

Jakarta, Merokok, minum alkohol atau makan makanan junk food sudah diketahui sebagai kebiasaan buruk yang bisa merusak tubuh. Tetapi beberapa penelitian justru menemukan bahwa beberapa kebiasaan baik yang 'sehat' juga dapat berakibat buruk untuk tubuh. Apa saja?

Berikut beberapa kebiasaan 'baik' yang juga bisa berakibat buruk bagi tubuh, seperti dilansir Dailymail, Selasa (26/4/2011):

1. Setiap hari mandi air hangat
Mandi dengan menggunakan air hangat memang bisa bermanfaat bagi tubuh. Namun, bila hal tersebut dilakukan setiap kali Anda mandi, terlebih lagi dikombinasikan dengan penggunaan sabun dengan bahan keras, maka kebiasaan itu akan menjadi buruk.

Terlalu sering mandi air hangat yang dikombinasikan dengan sabun 'keras' dapat mengurangi kandungan minyak di kulit yang dapat menyebabkan kulit kering, pecah-pecah bahkan mudah mengalami infeksi.

2. Membilas mulut setelah sikat gigi
Hampir semua orang membilas mulut setelah selesai menyikat gigi. Kebiasaan ini mungkin tidak terlalu diperhatikan karena dianggap tidak berbahaya. Tapi Dr Phil London Stemmer, dokter gigi dari Fresh Breath Centre di London menyatakan bahwa membilas mulut setelah selesai sikat gigi dapat menyapu lapisan pelindung Fluorida yang ditinggalkan oleh pasta gigi.

"Saya mencoba menghindari minum cairan apapun selama setidaknya setengah jam setelah menyikat gigi. Itu sensasi yang aneh pada awalnya, tapi Anda akan dapat dengan cepat merasakan khasiatnya," jelas Dr Stemmer.

Selain itu, Dr Stemmer menyatakan bahwa jangan langsung menyikat gigi setelah makan.

"Tunggu minimal setengah jam karena asam makanan dan gula sementara dapat melemahkan enamel pelindung pada gigi. Jika Anda membersihkan gigi terlalu cepat, Anda akan menyikat enamel sebelum mengeras lagi," jelas Dr Stemmer.

3. Menggunakan toilet duduk
Studi yang diterbitkan oleh ilmuwan Israel pada jurnal Digestive Diseases and Sciences menunjukkan bahwa toilet modern (toilet duduk) lebih buruk untuk kesehatan.

Menurut peneliti, toilet jongkok lebih baik karena jongkok adalah posisi yang lebih alami dan lebih sedikit membutuhkan tegang. Hal ini pada gilirannya dapat mengurangi risiko masalah usus seperti wasir dan penyakit divertikular.

"Keduanya menyebabkan bengkak menyakitkan di usus," jelas Dr Charles Murray, konsultan gastroenterologi di Royal Free Hospital di London.

4. Sering menggunakan pembersih pada saat membersihkan rumah
Selalu membersihkan rumah memang baik karena membuat tubuh terus bergerak. Tapi bila Anda sering menggunakan pembersih untuk mengerjakan pekerjaan rumah, maka kebiasaan tersebut bisa menjadi kebiasaan buruk.

Penelitian menunjukkan bahwa menggunakan produk pembersih rumah tangga dapat meningkatkan risiko pengembangan asma, berdasarkan data dari Municipal Institute of Medical.

Penelitian di Spanyol ditemukan dengan menggunakan semprotan pembersih dan penyegar udara sesedikit seminggu sekali bisa berkontribusi sebanyak satu dari tujuh kasus asma pada orang dewasa.

5. Istirahat setelah makan malam
Istirahat setelah beraktifitas seharian memang dibutuhkan tubuh untuk relaksasi, tapi bila hal tersebut dilakukan setelah makan malam, maka bisa berakibat buruk pada tubuh.

"Jika Anda tidak aktif selama malam hari atau Anda makan sebelum tidur, tubuh Anda lebih mungkin untuk meletakkan makanan sebagai lemak," kata Claire MacEvilly, ahli gizi di Human Nutrition Research laboratory at Cambridge University.

Selain itu, makan sebelum tidur juga dapat menyebabkan terjadi refluks esofagus atau esophageal reflux, kembalinya makanan dari lambung ke dalam esofagus (saluran yang mengangkut makanan dari mulut ke perut).

Langsung tidur setelah makan juga dapat menyebabkan tidur menjadi tidak nyenyak sehingga membuat Anda tidak segar saat bangun di pagi hari. Merry Wahyuningsih - detikHealth

Kebiasaan-kebiasaan di Rumah yang Bisa Bikin Sakit

Jakarta, Jangan kira semua aktivitas yang biasa dilakukan sehari-hari tidak selalu aman untuk Anda. Beberapa kebiasaan sehari-hari bahkan membuat Anda menjadi sakit. Apa saja?

Berikut beberapa kebiasaan sehari-hari yang ikut berkontribusi memberikan Anda penyakit
, seperti dilansir Lifemojo, Jumat (29/4/2011):

1. Menggunakan sponge
Sponge adalah benda paling kotor yang digunakan di dapur, karena benda tersebut digunakan untuk menggosok semua jenis kotoran. Sponge bisa menjadi tempat paling nyaman untuk sarang kuman dan mikroorganisme lain. Oleh karena itu, bersihkan sponge sesering mungkin dan celupkan dalam larutan pemutih bila perlu sebelum digunakan untuk menyeka kotoran lagi.

2. Menyalakan pendingin ruangan
Pendingin ruangan atau AC yang jarang atau bahkan tidak pernah dibersihkan bisa menjadi sarang untuk berkembangbiaknya jamur dan mikroba. Ketika Anda menyalakannya, maka jamur dan mikroba tersebut bisa menyebar ke seluruh bagian ruangan dan dapat memicu berbagai penyakit. Maka bersihkanlah pendingan ruangan secara teratur.

3. Mencium hewan peliharaan
Rambut hewan peliharaan bisa menjadi sarang kuman, kutu atau parasit. Jika tidak ingin mikroorganisme tersebut pindah ke tubuh Anda, maka sebaiknya mandikanlah hewan peliharaan sesering mungkin.

4. Menonton televisi
Kebanyakan orang bisa lama-lama berdiam di depan televisi saat menikmati acara favorit. Belum lagi disambi dengan makan makanan kecil yang tinggi kalori. Makan sedikit bergerak dipadukan dengan makan makanan tinggi kalori bisa menjadi faktor risiko terjadinya obesitas dan penyakit degeneratif lainnya.

5. Tidur dengan bantal
Kulit manusia bisa mengelupaskas 1,5 juta sel per jam dan kulit bisa berkeringan 1 liter (sekitar 950 ml). Semua sel-sel kulit dan keringat biasanya banyak tertinggal di bantal dan kasur. Untuk menghindari penyakit yang tidak diinginkan, makan rutinlah mencuci bantal.

Cuci bantal setiap beberapa bulan di pada suhu 60 derajat celsius setidaknya selama 20 menit. Jika Anda memiliki asma atau alergi, sebaiknya gunakan bantal hypoallergenic, yang biasanya terbuat dari busa. Sedangkan selimut harus dicuci setiap enam bulan. Merry Wahyuningsih - detikHeal

Talkshow & Bedah Buku a – z masalah vaksin dan solusinya secara Islami Sabtu, 30 April 2011

Ikuti talkshow dan bedah buku a – z masalah vaksin dan solusinya secara Islami bersama Hj. Ummu Salamah, SH, Hajjam (penulis buku Imunisasi, dampak, dan konspirasi) membahas hari Sabtu (30/04/2011) pk 09.00 s/d 12.00 WIB di Toko Buku Prizma Islamic , Jalan WR Supratman No. 15, Ciputat 15412. Bagi yang berminat hadir bisa hubungi Contact Person 0811.1331.025 (Ahmad) 0816.1625.272 (Fachry) www.solusisehat.co.cc

Kamis, 21 April 2011

Orang Indonesia Lebih Memilih Mengobati Sendiri Sakitnya

Jakarta, Sebagian besar masyarakat Indonesia lebih senang mengobati sendiri penyakit
yang dideritanya tanpa berkonsultasi dengan dokter. Ternyata ada beberapa alasan yang mendasari hal tersebut.

Mengobati diri sendiri atau swamedikasi (self medication) adalah upaya seseorang untuk mengobati dirinya sendiri tanpa menggunakan resep dan atas inisiasi sendiri. Berdasarkan data Susenas BPS tahun 2009 diketahui sekitar 66 persen orang sakit di Indonesia melakukan swamedikasi.

Sedangkan berdasarkan survei yang dilakukan oleh MarkPlus Insight pada 1-4 April 2011 terhadap 729 responden di 6 kota besar yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan dan Makassar didapatkan sebanyak 80 persen responden mengaku pertama-tama akan mengobati sendiri gangguan kesehatan yang dialaminya.

Self medication dimulai di negara maju seperti Amerika Serikat karena tingginya biaya pelayanan kesehatan, jadi kalau flu sedikit orang lebih memilih mengobati sendiri daripada harus berobat ke dokter yang mahal.

Beberapa hal memang menjadi alasan seseorang lebih memilih mengobati dirinya sendiri dibanding berobat ke dokter yaitu:

1. Biaya yang lebih murah karena tidak perlu mengeluarkan biaya dokter atau RS
2. Obat yang digunakan lebih mudah ditemukan
3. Akses informasi lebih mudah didapati

"Kalau untuk batuk pilek ya tidak apa-apa mengobati diri sendiri, tapi kalau mengonsumsi obat kolesterol atau diabetes sebaiknya tetap dilakukan kontrol 1-2 kali," ujar Dr Wasista Budiwaluyo, MHA selaku sekjen PERSI (Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) disela-sela acara Markplus Monthly Industry Update di MarkPlus Campus, Jakarta, Kamis (14/4/2011).

Dr Wasista mencontohkan kolesterol itu ada macam-macam ada trigliserida, kolesterol total, HDL dan LDL dan untuk mengatasinya pun kadang dibutuhkan obat yang berbeda-beda. Jadi sebaiknya tetap dilakukan kontrol secara teratur.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah beberapa obat kadang bisa menimbulkan kontra indikasi, misalnya untuk orang yang hipertensi atau diabetes sebaiknya tidak mengonsumsi obat sembarangan dan membaca label di kemasan obat dengan baik.

Selain itu perkembangan teknologi yang ada sekarang memudahkan masyarakat untuk mencari informasi mengenai kesehatan yang mendorong keberanian orang melakukan pengobatan terhadap gejala sakit yang dirasakannya. Selain itu peningkatan jumlah apotek dan toko obat turut mendukung gaya hidup ini.

"Saya lebih setuju jika masyarakat melakukan pencegahan dengan hidup sehat dan promosi kesehatan untuk mencegah penyakit," ungkapnya. Vera Farah Bararah - detikHealth

Pengobatan Dokter Indonesia Harus Didasarkan Bukti Ilmiah

Jakarta, Sebagai profesi yang memiliki otonomi, dokter bebas menentukan sendiri jenis terapi maupun obat yang akan diberikan pada pasien. Meski begitu, setiap pilihan harus didasarkan pada bukti ilmiah sesuai konsep evidence based medicine.

Untuk menyeragamkan pengetahuan para dokter tentang perkembangan ilmu pengetahuan di bidang medis, seluruh fakultas kedokteran dan rumah sakit se-Indonesia membentuk sebuah jaringan riset ilmiah. Jaringan ini dinamakan Indonesian Clinical Epidemology and Evidence Based Medicine (ICE-EBM) Network.

"Muaranya nanti adalah setiap dokter mengetahui manajemen diagnosis yang benar," ungkap Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Dr Trihono, MSc dalam peresmian yang dilakukan di Gedung Kementerian Kesehatan, Selasa (19/4/2011).

Manajemen diagnosis yang benar yang dimaksud Trihono adalah berdasarkan bukti ilmiah paling mutakhir, bukan keputusan subyektif masing-masing dokter. Otonomi yang dimiliki oleh setiap dokter memungkinkan adanya perbedaan manajemen diagnosis dan terapi antara dokter yang satu dengan yang lain.

Trihono mengakui, perbedaan standar pengobatan sangat mungkin terjadi mengingat kualitas dokter di Indonesia sangat beragam. Dari sekian banyak rumah sakit dan fakultas kedokteran di Indonesia, tidak semuanya memiliki akses yang baik untuk memutakhirkan pengetahuan para dokternya.

Sementara itu, Vice President ICE-EBM Network Prof Iwan Dwiprahasto mengatakan setiap dokter perlu mengetahui perkembangan terkini di bidang kedokteran. Hingga kini, masih ada dokter menerapkan teori-teori yang benar di masa lalu namun sudah tidak relevan pada masa kini.

"Pengetahuan terus berkembang. Dulu dokter tahunya kalau demam dikompres air dingin, sekarang justru dengan air hangat. Juga soal diagnosis, dulu untuk mendiagnosis typus dokter cukup memakai metode WIDAL tapi sekarang sudah tidak sesuai," ungkap Prof Iwan.

Dengan terbentuknya ICE-EBM Network yang rencananya hari ini akan diresmikan oleh Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, Prof Iwan berharap pertemuan-pertemuan maupun riset ilmiah di seluruh fakultas kedokteran dan rumah sakit bisa lebih terkoordinir. Dengan demikian, pengetahuan para dokter bisa lebih diseragamkan. AN Uyung Pramudiarja - detikHealth

Menkes akan Keluarkan Aturan Peresepan Obat Keras oleh Dokter

Jakarta, Agar dokter-dokter tidak berlebihan meresepkan obat keras dari perusahaan farmasi ke pasiennya, Menteri Kesehatan akan mengeluarkan aturan tentang promosi obat oleh dokter.

Sudah bukan rahasia lagi kalau perusahaan farmasi kadang memberikan imbalan pada dokter jika meresepkan obat yang diproduksinya.

Nah, menurut Menkes dr Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, DrPH saat ini banyak kasus jika dokter meresepkan salah satu obat dari perusahaan farmasi tertentu maka nanti si dokter akan diberikan imbalan. Dengan keluarnya Permenkes tersebut, nantinya hal ini tidak boleh dilakukan.

"Misalkan dokter meresepkan obat nanti dikasih kulkas, nanti itu tidak boleh," kata Menkes disela-sela acara Pencanangan Kegiatan Riset Operasional Penanggulangan Daerah Bermasalah Kesehatan (PDBK) dan Riset Fasilitas Kesehatan (Rifaskes) di Gedung Kemenkes, Kamis (21/4/2011).

Menkes menuturkan promosi berlebihan disini termasuk memberikan imbalan pada dokter jika ia meresepkan obat tertentu.

"Promosi terhadap obat keras termasuk antibiotik tidak boleh dilakukan secara berlebihan," ujar Menkes.

"Tapi kalau mensponsori pertemuan ilmiah atau mensponsori acara yang dilakukan oleh suatu ikatan maka itu boleh dilakukan," lanjut Menkes.

Sedangkan pemberian dana pada kegiatan seminar, riset atau penelitian dan sponsor untuk dokter yang kerap dilakukan oleh industri farmasi masih tetap diperbolehkan, tetapi pengaturannya akan diperketat.

Hal ini untuk mencegah terjadinya peresepan obat yang tidak rasional atau tidak sesuai dengan indikasi sehingga nantinya bisa merugikan pasien, dan jika obat yang diresepkan adalah antibiotik bisa memicu terjadinya resistensi kuman.

Dalam hal ini yang termasuk kategori obat keras adalah obat yang hanya bisa dibeli di apotek dengan menggunakan resep dokter. Serta pada kemasan obat biasanya diberi lambang K dalam lingkaran merah dengan garis tepi hitam.

Selain itu rumah sakit juga tidak boleh melakukan promosi atau beriklan secara berlebihan, tapi harus berdasarkan fakta yang ada di rumah sakit tersebut misalnya dengan mengungkapkan apa yang dimiliki oleh rumah sakit. Vera Farah Bararah - detikHealth

Ingin Bebas dari Kanker? Ini Caranya!

INILAH.COM, Jakarta - Kanker menjadi penyakit yang menakutkan bagi setiap orang. Namun menurut penelitian, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena kanker. Lantas, caranya seperti apa ?

Kurangi Makanan Berlemak

Makanan yang mengandung banyak lemak menyebabkan peningkatan berat badan dan kegemukan yang berhubungan dengan kanker di kandungan, payudara, kandungan empedu dan kolon (usus besar). Kurangi makanan Anda yang mengandung banyak lemak dan kontrol berat badan Anda serta olahraga untuk mengurangi risiko terkena kanker.

Perbanyak Makanan Berserat

Gandum, beras, sayuran dan buah-buahan merupakan sumber serat alami yang sangat baik dan melindungi Anda dari kanker kolorektal. Jagung, ayam, apel, peer, tomat dan bayam pun merupakan makanan yang mengandung serat yang sebaiknya dikonsumsi setiap hari.

Berhenti Merokok

Merokok adalah faktor penyebab risiko kanker terbesar sekaligus sebagai peyebab utama kanker paru-paru dan hampir 30% penyebab kanker lainnya. Merokok pada saat hamil sangat berbahaya bagi bayi yang dikandung.

Pilih Makanan yang Mengandung Vitamin A dan C

Vitamin dan zat alami penting lainnya terkandung di dalam sayuran dan buah-buahan yang dapat melindungi kita dari berbagai jeni kanker. Buah-buahan seperti jeruk, pisang mangga, pepaya, tomat, wortel dan brokoli pun merupakan sumber dari vitamin dan zat penting tersebut.

Kurangi Konsumsi Makanan yang Diawetkan.

Kanker esofagus dan lambung lebih sering dijumpai di negara yang penduduknya banyak mengonsumsi makanan yang diproses dengan penguapan maupun diawetkan dengan nitrit. Dalam makanan yang dibakar diketahui kandungan zat yang meningkatkan risiko kanker lebih tinggi.

Hindari minuman berakohol

Kurangi kebiasaan Anda meminum minuman berakohol, karena dapat meningkatkan risiko kanker hati dan lambung. Kebiasaan merokok dan minum minuman berakohol hanya akan meningkatkan risiko besar terjadinya kanker mulut, tenggorokan, laring dan oesofagus.

Jalani pola hidup seimbang

Makan teratur dengan gizi cukup dan seimbang, olah raga secara teratur, menghindari rokok dan minuman berakohol, cukup istirahat, rekreasi dan selalu mendekatkan diri pada Tuhan adalah cara terbaik mengurangi risiko terkena kanker.

Periksakan diri secara teratur

Pemeriksaan kesehatan secara teratur adalah langkah awal yang baik untuk dapat mengetahui adanya penyakit sedini mungkin. Selain itu, Anda juga harus rutin memperhatikan perubahan pada tubuh Anda.

Berhenti Merokok

Merokok adalah faktor penyebab risiko kanker terbesar seklaigus sebagai peyebab utama kanker paru-paru dan hampir 30% penyebab kanker lainnya. Merokok pada saat hamil sangat berbahaya

Turut berduka cita atas wafatnya Franky silhatua karena sakit kanker tulang

Sejak dilarikan ke rumah sakit pada Sabtu 16 April 2011 lalu, kondisi Franky sempat membaik. Namun, pukul 05.00 WIB tadi, kondisi kesadaran pelantun Perahu Retak itu kembali menurun hingga akhirnya menghembuskan napas terakhir sekira pukul 15.15 WIB.
Sejak Agustus 2010, Franky menjalani perawatan di rumah sakit di Singapura karena kanker sumsum tulang belakang. Setelah tujuh bulan berobat, Franky kembali pulang ke Indonesia, Februari 2011.
Tujuh bulan menjalani pengobatan kanker sumsum tulang belakang di Singapura, kondisi Franky Sahilatua membaik. Namun, Franky dihadapkan pada masalah baru berupa kelumpuhan di kaki. Selama di Indonesia, Franky menjalani pengobatan herbal. Cara tradisional itu sempat membuat kondisi Franky membaik. Dia mulai bisa menggerakan kaki.
Kemudian, pada 16 April 2011, Franky kembali dilarikan ke rumah sakit. Oleh keluarga, musisi asal Surabaya itu dirawat di Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Memburuknya kondisi Franky disebabkan Franky ngotot tetap berkarya dengan merekam empat lagu
Memang penyakit Kanker tulang belakang sangat jarang ditemui. Kasus kanker tulang belakang yang paling banyak terjadi adalah adalah metastasis, yaitu kanker berasal dari bagian lain dari tubuh dan menyebar ke tulang belakang. Ketika kanker menyebar atau berasal di daerah ini, biasanya mempengaruhi satu atau lebih bagian tulang belakang. Jika seseorang mengembangkan kanker tulang belakang, baik primer atau sekunder, ia akan menunjukkan gejala penyakit yang berbeda.
Kanker tulang primer di tulang belakang jarang terjadi. Kanker pada tulang belakang dapat menyebabkan hancurnya sel-sel sehat tulang penderita. Tumor kanker tidak hanya merusak tulang tulang belakang tetapi juga merusak sumsum tulang belakang penderitanya. Gejala kanker tulang di tulang belakang termasuk rasa sakit, patah tulang dan mati rasa atau kelemahan.
Rasa sakit
Tanda paling umum dari kanker tulang di tulang belakang adalah nyeri pada leher atau punggung. Rasa sakit akan terus-menerus dan disertai dengan gejala lainnya. Nyeri ini bisa hanya di daerah belakang, bisa juga menyebar ke anggota badan lain. Pengembangannya tergantung hanya pada lokasi pertumbuhan abnormal. Jika kanker menyebabkan sejumlah kecil peradangan dan iritasi, rasa sakit biasanya tetap di belakang. Jika kanker menekan saraf, rasa sakit berdifusi keluar ke "dahan" yang terkait. Tidak peduli sumber rasa sakit, kanker tulang belakang menyebabkan ketidaknyamanan kronis.

Kelemahan
Jika kanker tempat cukup tekanan pada saraf, seseorang akan menderita kelemahan. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh gangguan pada impuls dari tulang belakang. Jika kanker menyebabkan peradangan besar di belakang, otak tidak lagi mampu berkomunikasi dengan baik dengan kaki. Akibatnya, penderita mungkin merasa sulit untuk berjalan, membawa, meraih sesuatu, atau berpegangan.
Kepekaan berkurang
Kanker tulang belakang dapat mempengaruhi sensasi sentuhan. Karena sumsum tulang belakang adalah saraf pusat, peradangan atau tekanan di daerah ini dapat mengakibatkan pengurangan sensasi. Objek mungkin tidak lagi merasa panas atau dingin untuk disentuh. Serupa dengan ketidakmampuan otak untuk berkomunikasi dengan anggota badan, anggota badan menjadi tidak sepenuhnya berkomunikasi dengan otak.

Inkontinensia
Kanker tulang belakang juga dapat menyebabkan inkontinensia. Gejala ini sangat mirip dengan kelemahan, karena tekanan pada saraf tertentu dalam tulang belakang yang bertanggung jawab untuk mengontrol kinerja kandung kemih dan usus. Jika impuls terganggu, dapat menyebabkan seseorang kehilangan kontrol kandung kemih mereka, usus, atau keduanya.

Kelumpuhan
Seiring perkembangan kanker tulang belakang, seseorang mungkin menderita kelumpuhan. Tergantung pada beratnya kanker, kelumpuhan dapat diisolasi untuk satu anggota badan. Ukuran dan lokasi pertumbuhan menentukan jumlah kelumpuhan, karena kanker bisa sampai ke titik di mana saraf tampaknya putus atau lesi telah terbentuk pada saraf itu sendiri.

Selasa, 19 April 2011

Jus Buah 100% = Satu Buah-buahan Utuh

Meminum jus buah 100 persen bisa meningkatkan asupan diet bergizi dan kesehatan pikiran. Sebuah ringkasan dari penelitian terbaru yang meriset tentang manfaat jus buah menunjukkan adanya hubungan positif antara asupan jus buah 100 persen dengan penurunan resiko beberapa penyakit kronis, di antaranya kanker, penyakit jantung dan penurunan fungsi kognitif.
Meskipun secara universal sudah terbukti bahwa asupan buah dan sayuran bersifat melindungi, tidak ada konsensus yang jelas tentang manfaat mengkonsumsi jus yang diekstrak dari sayur dan buah. Baru kali ini analisa bukti ilmiah menunjukkan bahwa jus buah 100 persen meningkatkan jumlah komponen bioaktif yang dapat meningkatkan kesehatan dan membantu dalam pencegahan penyakit.
Di antara jus buah yang diteliti, konsumsi apel, jeruk, cranberry, anggur, dan jus delima menunjukkan efek yang menguntungkan. Konsumsi cranberry dapat mengurangi infeksi saluran kemih, anggur dan apel dapat memperbaiki penurunan fungsi kognitif berkaitan dengan usia, delima dapat mengurangi risiko kanker prostat, sementara jeruk dapat mengurangi resiko timbulnya kanker saluran pernafasan dan pencernaan. Selain itu, semua jus tersebut terkait dengan aktivitas antioksidan yang tinggi.

Sumber-EurekAlert cindy lestari,dr

10 Cara Merubah Lelah ke Semangat

klikdokter.com. Harus terjaga meski waktu menunjukkan pukul 3 pagi? Siapun bakal menggerutu ketika harus berjuang melawan kantuk di saat siang keesokan hari dengan kelopak mata berat.

Bila anda sering mengalami hal demikian maka anda tak sendiri. Kelelahan dan kehilangan energi seperti menjadi epidemik, terutama di masyarakat perkotaan.

Memang para ahli selalu menganjurkan jangan begadang, selain tak baik untuk kesehatan, begadang meningkatkan resiko diabetes 2 kali lipat.

Tapi apa boleh buat ketika pekerjaan menuntut itu. Jika pekerjaan demikian mengharuskan anda melek di malam hari, atau mengambil energi fisik sangat besar, ada beberapa kiat menunjang agar tubuh tetap prima meski ditimpa bejibun aktifitas, yakni antara lain:
Melihat Cahaya. Mendapat cahaya akan membuat anda mendapat banyak energi. Tapi ini mungkin tantangan tersendiri terutama bagi mereka yang saban hari harus duduk dalam kantor. Lampu neon bukan cahaya matahari yang mengandung frekuensi sinar biru sebagai pengaktivatsi otak. Sistem sirkulasi darah dalam tubuh sangat sensitif dengan cahaya biru ketimbang jenis cahaya lain, demikian menurut Mariana Figueiro, asisten profesor dari Pusat RIset Pencahayaan di Politeknik Rensselaer, Troy, New York, AS. Memang kini banyak dijual lampu yang memendarkan frekuensi cahaya biru. Namun cara termudah adalah sempatkan anda berjalan kaki di luar selama 30 menit sebelum anda berangkat ke kantor, dan tentu ini jauh lebih murah.
Pompa tubuh dengan protein. Kecuali anda hendak mengikuti lomba maraton, konsumsi karbohidrat secukupnya. Sebaliknya ganti dengan protein mulai jenis nabati dan hewani. Menurut seorang pakar nutrisi di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Debra Hollon, protein mampu meningkatkan tingkat kewaspadaan mental dan energi seseorang. Protein mengandung tirosine, satu jenis asam amino yang meningkatkan kerja kimia otak yakni dopamin dan norepinfrin. Ketika anda merasa terisi penuh, anda tidak akan berlebihan mengonsumi roti, dan makanan manis-manis yang justru akan membuat kondisi tubuh anda cepat naik tapi cepat pula turun.
Ulurkan tangan. Jangan sepelekan aktivitas membantu orang lain. Riset menunjukkan ketika anda giat membantu, akan meningkatkan endorfin yang bertahan hingga berjam-jam. Tidak heran, jika Kimberly Kingsley, dalam buku berjudul The Energy Cure: How to Recharge Your Life 30 Seconds at a Time mengatakan, " Anda tidak perlu mencari jauh-jauh untuk membantu, Mungkin ada seorang ibu tunggal yang kerepotan dan membutuhkan sesorang untuk mengasuh anaknya sementara, atau tetangga kesepian yang sangat senang diajak mengobrol." Judith Orloff, MD, seorang penulis dan psikiatris dari Los Angeles, mengatakan "Ketika anda membuat seseorang bahagia, anda akan terisi kembali. Cari kegiatan membantu yang cocok untuk anda segera.
Tarik Nafas Panjang lebih sering. Artinya jangan malas bergerak dan berolahrgalah. Gerakan tubuh yang mengirim oksigen melalui pembuluh darah akan mengatifkan sel-sel tubuh. Karena itu Gerald K. Endress,direktur di Pusat Diet dan Fitnes Universitas Duke, Duke University Medical Center di Durham, N.C menyarankan anda memecah waktu dengan olahraga untuk memaksimalkan asupan oksigen ke dalam tubuh. Salah satu cara mudah naik turun tangga beberap kali setelah makan siang anda, membantu mempercepat metabolisme dalam tubuh.
Minum seduhan yang bermanfaat. Dorong energi anda dengan teh misal, yang memiliki aroma dan rasa khas. Semua teh baik, tapi bila anda mau yang lebih cobalah seduh teh hijau, teh olong, atau teh putih. Sebab teh tersebut memiliki proses oksidasi yang berbeda dan akan menghasilkan manfaat berbeda bagi kesehatan.
Pecah pola rutinitas anda. Mengubah rutinitas harian hanya 15 menit sehari akan mendorong kembali energi nada. Tak harus rumit, seperti mengubah rute jalan kaki anda ke pasar atau kekantor, mencoba memasak jenis makanan baru, atau mengambil pensil dan mulai menggambar. "Itu seperti mengambil langkah pertama seorang bayi untuk memperbarui diri anda," ujar Judith Orloff, seorang pakar psikologi AS. Sebaiknya mulai dari yang kecil-kecil. Mengambil proyek besar yang sama sekali baru untuk anda justru akan menambah tumpukan stress.
Minta bantuan-tangan orang lain. Energi anda mungkin terhadang. Di tangan seorang terapi, seperti ahli ankupuntur, atau pijat tradisional langganan anda sangat membantu. Menurut Eva Selhub, MD, staf fisik senior di Institut Benson-Henry untuk Pengobatan Tubuh dan Pikiran, Rumah Sakit Umum Massachuset, Chestnut Hill, mengatakan, para terapis tersebut membantu menghilangkan penghalang yang menimbulkan masalah emosional dan fisik dalam tubuh. "Ketika penghalang pergi, energi akan mengalir lancar dalam tubuh," demikian menurut penelitian terbaru di Inggris yang dipublikasikan dalam Jurnal New Scientist.
Ambil cuti dari teknologi sesaat. Menjadi terikat dengan piranti elektronik menjadikan kita selalu dalam kondisi "siap". Jangan salah bila adrenalin langsung naik hanya dengan mendengar dering telepon genggam berbunyi. Sejalan waktu, hidup dengan adrenalin cepat naik turun akan sangat melelahkan. Bahkan menurut riset, telpon genggam, menaikkan tingkat stress pada wanita. Ambil waktu paling tidak satu jam sehari, jauhkan diri anda dari teknologi komunikasi. Buat diri anda nyaman melakukan apa yang anda kerjakan tanpa konsentrasi terpecah. Ini sangat membantu untuk terhubung kembali dengan diri sendiri dan membantu mengisi ulang energi anda.
Berdiam diri sesaat. Situasi serba hiruk-pikuk. Jangan sampai ikut terseret arus. Ambil jarak dengan situasi tersebut dan berdiam diri sesaat. Memejamkan mata akan sangat membantu. Tarik nafas perlahan dengan tenang hingga detak nadi dan jantung anda memelan. Jika perlu lakukan meditasi sesaat. Cara ini menurut para psikologis seperti halnya proses menyetel ulang dalam skala kecil. Semakin anda terlatih menjaga fokus, anda semakin mudah menenangkan diri kapan pun dan dimanapun ketika anda membutuhkan penyegaran.
Bersihkan tidur anda. Menurut kata yang beredar dalam ilmu kesehatan tentang tidur saat ini, adalah kebersihan tidur. Ini bukan hanya sekedar sprei bersih, melainkan kondisi yang akan membantu anda menciptakan atmosfir "istirahat" sehingga anda akan tidur nyenyak dan terbangun dengan segar, tanpa perlu bantuan obat tidur.

Kebersihan tidur disini--selain tempat tidur bersih tentunya--kamar tidur dengan cahaya minim, jauhkan nyala lampu yang, pastikan suhu ruang terasa sejuk dan sebisa mungkin singkirkan suara-suara yang tak perlu.

Sumber: dari berbagai sumber

Pro-Kontra Haram-Halal di Era Kedokteran Modern

Klikdokter.com. Polemik halal-haram perspektif Islam dalam berbagai aspek ilmu kedokteran masih dirasa menghambat performa pelayanan kedokteran di era modern di Indonesia. Di lain sisi, teknologi kedokteran dalam perkembangannya masih terus memberikan inovasi-inovasi baru yang berpotensi menimbulkan polemik baru.

Namun sebagian besar pelaku kedokteran modern muslim dewasa ini justru menganggap kondisi polemik yang ada menjadi sebuah tantangan untuk menjembatani pengenalan aspek-aspek syariah dalam bersinergi dengan praktik ilmu kedokteran sehari-hari.

"Bagaimana peran dokter muslim dalam era kedokteran modern ini adalah bertujuan untuk meningkatkan kinerja dokter, bagaimana tantangan kita melakukan sedikitnya terbagi menjadi dua hal, antara lain; pendekatan yang manusiawi dalam pengobatan, dan menegakkan 'evidence-based medication," ungkap Prof. Dr. dr. Zubairi Djoerban, SpPD, KHOM, dalam kesempatan mengisi materi wicara di Seminar Meningkatkan Kinerja Dokter Dalam Era Kedokteran Modern: Peran Dokter Muslim.

Polemik bayi tabung, euthanasia, vaksin haji meningitis, heparin serta polemik pro-kontra lainnya yang populer di Indonesia merupakan tantangan peran dokter muslim dalam era kedokteran modern untuk dijembatani dengan aspek-aspek etika dan keagamaan yang ada. Walau disamping itu, banyak norma ketentuan agama yang dianggap konservatif dimana konvergensi dengan era kedokteran modern.

"Sejatinya banyak dari aspek keagamaan yang berkonvergensi dalam kedokteran modern, contohnya sirkumsisi. Penelitian akhir memberikan hasil bahwa sunat dapat menurunkan risiko penularan HIV sebanyak 60%. Hal ini sudah diaplikasikan pada hampir semua penduduk pria di Filipina dan terbukti prevalensi menjadi HIV 1/40 dengan negara Thailand, padahal volume industri seks kedua negara sama besarnya," kemuka Prof. Zubairi dalam acara seminar yang diadakan di Ruang Kuliah Ilmu Penyakit Dalam (RKPD) FKUI-RSCM (16/04).

Peran dokter muslim berikut atribut tujuan profesinya dan sumpah dokter mengemban harapan besar dalam menengahkan nilai keagamaan yang menjunjung tinggi etika dan moral keseluruhan. Dengan demikian peningkatan mutu kinerja dokter tidak hanya berhasil ditingkatkan, namun juga sebagai sarana ibadah sekaligus.[](DA)

Hebat ! Madu Bisa Tangkal Bakteri Ganas

INILAH.COM, Jakarta - Selama berabad-abad, madu yang biasanya dikenal sebagai obat tradisional 'pasangan' jamu, kini bisa menjadi senjata pamungkas melawan bakteri ganas seperti MRSA.

Sebuah penelitian di Selandia baru menunjukkan, madu Manuka disebutkan efektif membunuh tiga jenis bakteri yang biasa menginfeksi saat tubuh terluka, termasuk antara lain kuman super Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

Madu manuka adalah sejenis madu yang diproduksi lebah penghuni pohon manuka di Selandia Baru. Para ahli telah mengenal jenis madu ini sejak lama karena juga sering digunakan dalam produk-produk penyembuh luka modern.

Tim penelitian yang dipimpin oleh Profesor Rose Cooper, dari University of Wales Institute Cardiff (UWIC), menemukan fakta madu manuka mencegah perlekatan bakteri ke jaringan, suatu langkah penting dalam proses infeksi.

"Mencegah ikatan juga dapat menghambat pembentukan biofilm, yang dapat melindungi bakteri dari antibiotik dan membiarkan mereka menimbulkan infeksi secara terus menerus," kata Cooper, seperti yang dilansir Daily Mail.

Studi lainnya yang dilakukan Cooper menunjukkan, madu manuka membuat MRSA menjadi lebih sensitif terhadap antibiotik seperti oksasilin atau secara efektif membalikkan resistensi antibiotik.

"Ini mengindikasikan bahwa antibiotika saat ini mungkin akan lebih efektif mengatasi infeksi yang disebabkan bakteri resisten jika dikombinasikan dengan madu manuka," jelasnya.

Masih berdasarkan pendapat Cooper, penelitian dapat meningkatkan penggunaan madu klinis karena para dokter kini tengah dihadapkan pada masalah kian meningkatnya kasus resistensi obat.

"Kita perlu cara-cara inovatif dan efektif untuk mengontrol infeksi luka yang tidak mungkin untuk memberikan kontribusi terhadap peningkatan resistensi anti mikroba."

"Ini akan membantu mengurangi penularan bakteri resisten antibiotik dari luka untuk pasien rentan," pungkar Cooper. [mor]

GREEN KARTINI DAY FUN BIKE 24 April 2011

Dalam rangka memperingati hari Kartini 2011 :

GREEN KARTINI DAY FUN BIKE 2011

Minggu 24 APRIL 2011 pk 06.00 WIB – selesai
Tempat : Halaman Walikota Jakarta Selatan (start – finish)
Rute : Jl. Melawai – Jl. Patimura – Senayan
Biaya Pendaftaran : Rp. 20.000 Doorprize : Sepeda, Handphone, TV, Tropy, dll
Tempat Pendaftaran :

- Indopos : Gd Graha Pena Jakarta Lt.10/11, Jln. Kebayoran Lama No 12. Jaksel,
Tlp. (021) 5369 9568 / 5369 9420, Heru Basuki (0818 0786 4365)
- DPP Komite Sepeda Indonesia (KSI) : Jln Bangka Raya no. 31A, Mampang
Tlp. (021) 719 1657, Emmy (0812 1879 9783)

----------

Kamis, 14 April 2011

Kunjungi Pameran Kehutanan 14-17 April 2011

Kunjungi Pameran Kehutanan / Indo Forestry Expo 14-17 April 2011 di JCC Senayan.
Mengusung tema ‘Konsep Gaya Hidup yang Hijau Menuju Indonesia Hijau’, IndoGreen Forestry Expo kembali hadir untuk lebih meningkatkan kesadaran masyarakat pada lingkungan.
Pameran ini akan diikuti oleh Kementerian Kehutanan, Pemerintah Daerah: Dinas kehutanan, Dinas Perkebunan, BUMN sektor kehutanan dan perkebunan, Pemilik lahan hutan tanaman industri, Pengusaha kayu dan rotan, Perusahaan pertambangan, Perusahaan biofarmaka, Perusahaan pulp & paper, Perusahaan perkebunan, Pengelola wisata alam dan agrowisata, Badan riset dan pengembangan hasil hutan, Institusi pendanaan, dan Lembaga penelitian.

IndoGreen Forestry Expo juga menghadirkan lomba menggambar dan talk show. Lomba menggambar dengan tema ‘Hutanku Hijau, Kotaku Hijau’ diperuntukan bagi siswa kelas 3 sampai 6 Sekolah Dasar. Tujuan digelarnya lomba menggambar ini untuk mengetahui apresiasi generasi muda khususnya pelajar Sekolah Dasar terhadap pelestarian lingkungan khususnya di kota tempat tinggalnya dan menumbuhkan kesadaran mereka tentang nilai-nilai pelestariannya.http://festivalindonesia.wordpress.com/2011/02/09/the-3rd-indonesia-green-forestry-expo-2011/

Fun Bike minggu 17 April 2011

Memperingati 41 tahun Pos Kota HUT Jakarta, digelar Fun Bike bagi 8000 - 10.000 peserta pada minggu 17 April 2011 mendatang. Selain memperebutkan Piala Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan Piala Pos Kota, peserta berkesempatan memperoleh hadiah doorprise berupa sepeda motor, sepeda, blackberry, handphone dan lain-lain.

Menurut Ketua Panitia, Toto Irianto, yang juga Wakil Pemimpin Redaksi Pos Kota, start fun bike dari Parkir Timur Senayan menuju Bundaran HI, dan berbalik menuju finish di Parkir Timur. Ditambahkan, peserta terdiri dari kelompok perorangan dan beregu.

Pendaftaran hub Bu Wati Monas dengan nomor telepon 08567848471, Araya Mampang (021-7987524), BBC Tanjung Priok (087888515179), Roda Jaya Kebayoran Lama (021-7265481), Back To Back Pasar Minggu (089652221)

Mana Lebih Aman Buat Sendi: Naik Tangga atau Turun Tangga?

Jakarta, Ketika naik tangga orang biasanya lebih suka menggunakan lift atau eskalator, sedangkan saat turun tangga orang masih mau melakukannya. Jangan cuma turun tangga saja yang disukai karena naik tangga justru lebih aman buat melatih tulang sendi.

Ketika Anda ketika turun tangga tulang sendi harus menanggung beban 5 kali lebih besar dari berat tubuh.

Sendi merupakan anggota tubuh yang secara terus menerus mengalami tekanan. Saat berjalan, tekanan pada sendi mencapai 2 kali berat tubuh, saat naik tangga meningkat hingga 3 kali dan saat turun tangga tekanan yang dialami sendi mencapai 5 kali dari berat tubuh.

"Itu karena gaya grativasi. Ketika naik tangga maka beban pada sendi lebih kecil dari turun tangga. Apalagi buat orang yang gemuk, maka tekanan pada sendinya lebih besar lagi," jelas Dr dr Aris Wibudi, SpPD, KEMD, dari Departemen Penyakit
Dalam RSPAD Gatot Soebroto, disela-sela acara Konferensi Pers Peluncuran Anlene Total 'Jaga Kesehatan Tulang dan Sendi Bebas Bergerak Tanpa Batas' di Gedung Pusat Perfilman Umar Ismail, Jakarta, Kamis (14/4/2011).

Menurut Dr Aris, secara alami sendi memang menanggung banyak beban. Tapi jika berat badan berlebihan atau tekanan berat pada sendi terjadi terus-menerus, maka sendi akan menanggung beban di luar kemampuannya.

"Hal tersebut bisa menyebabkan robekan-robekan kecil pada rawan sendi. Saat masih muda secara alami tubuh bisa memperbaikinya. Tapi kalau usianya semakin tua dan robekan makin parah, maka tulang bisa saling menempel dan menyebabkan osteoarthritis," tutur Dr Aris.

Menurut Dr Aris, hal tersebut terjadi karena kemampuan tubuh mensintesa glukosamin berkurang. Selain itu, dengan bertambahnya usia maka sel-sel kolagen juga berkurang.

Glukosamin merupakan senyawa pembangun penting untuk sendi tulang rawan yang berperan sebagai bantalan pada ujung tulang dan mencegah tulang dari keretakan saat bergerak.

Untuk mencegah terjadinya osteoarthritis karena sendi mengalami beban diluar kemampuannya, Dr Aris memberikan beberapa cara pencegahan, antara lain:

1. Jaga berat badan tetap ideal
2. Perkuat otot penyangga dengan olahraga seperti berenang
3. Perhatikan apakah beban pada sendi berlebihan


"Pencegahan jauh lebih sempurna dari pengobatan," tutur Dr Aris.

Jika Tulang Butuh Kalsium, Sendi Butuh Glukosamin

Jakarta, Selama ini banyak orang mengenal pentingnya menjaga kekuatan tulang dengan mengonsumsi kalsium, tapi hanya sedikit yang mengenal pentingnya menjaga kekuatan sendi. Jika tulang membutuhkan kalsium, maka sendi membutuhkan glukosamin agar bebas bergerak.

Glukosamin merupakan senyawa pembangun penting untuk sendi tulang rawan yang berperan sebagai bantalan pada ujung tulang dan mencegah tulang dari keretakan saat bergerak.

Secara alami sebenarnya glukosamin ditemukan di dalam tubuh, tetapi kemampuan tubuh untuk mensintesa glukosamin akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia dan ini dapat menyebabkan penyakit degeneratif osteoarthritis.

"Sendi itu penghubung antara tulang dan tulang. Ada lapisan rawan sendi yang memungkinkan kita bergerak. Rawan sendi terdiri dari kolagen, proteoglikan dan asam hialuronat," jelas Dr dr Aris Wibudi, SpPD, KEMD, dari Departemen Penyakit
Dalam RSPAD Gatot Soebroto, dalam acara Konferensi Pers Peluncuran Anlene Total 'Jaga Kesehatan Tulang dan Sendi Bebas Bergerak Tanpa Batas' di Gedung Pusat Perfilman Umar Ismail, Jakarta, Kamis (14/4/2011).

Kolagen dan proteoglikan, lanjut Dr Aris, merupakan komponen utama yang membuat sendi menjadi licin dan memudahkan orang untuk bergerak.

"Kolagen merupakan serat-serat protein yang merupakan kekuatan sendi, sedangkan proteoglikan terdiri dari glukosaminoglikan dan kondroitin sulfat yang merupakan suplemen yang dibutuhkan untuk perbaikan sendi yang terganggu," jelas Dr Aris.

Kerusakan rawan sendi biasanya paling banyak terjadi karena disebabkan oleh beban tubuh berlebih dan penggunaannya yang berlebihan.

"Seperti pekerja tambang yang sering menggunakan alat berat, biasanya berisiko untuk rusak sendi bahu, pemain tenis dan golf di sendi lengan, orang yang sering bersimpuh pada sendi lutut dan orang yang kelebihan berat badan sering mengalami gangguan rawan sendi," jelas Dr Aris.

Secara normal, rawan sendi memiliki permukaan yang licin. Biasanya terjadi robekan-robekan kecil yang kemudian dapat diperbaiki oleh tubuh sendiri. Tetapi seiring bertambahnya usia, robekan-robekan tersebut tidak bisa lagi diperbaiki oleh tubuh karena kemampuan mensintesa glukosamin berkurang. Selain itu, dengan bertambahnya usia maka sel-sel kolagen juga berkurang.

"Makin lama makin parah sehingga menyebabkan nyeri. Kalau sudah sangat parah, tulang akan menempel dan sulit digerakkan. Inilah yang disebut osteoarthritis," tutur Dr Aris.

Untuk itu, asupan glukosamin dibutuhkan terutama saat tubuh membutuhkannya dalam jumlah banyak padahal produksinya telah berkurang seiring dengan pertambahan usia.

"Penggunanaan glukosamin sebenarnya sudah sangat umum, bahkan kalau di Amerika Serikat di apotik itu glukosamin lebih banyak daripada Viagra," jelas dr Muliaman Mansyur, Medical Marketing Manager PT Fonterra Brands Indonesia.

Menurutnya, glukosamin bisa didapatkan dari asupan susu yang mengandung glukosamin, suplemen glukosamin dan beberapa makanan seperti kerang-kerangan dan daging. Merry Wahyuningsih - detikHealth

Ini Dia yang Gemar Menggerogoti Sendi

Jakarta, Sendi sebagai penopang tubuh selain tulang harus dalam kondisi prima agar gerak badan tidak terganggu. Tapi ada beberapa faktor dan kebiasaan yang bisa menggerogoti sendi yang kadang tidak menjadi perhatian orang.

Sendi merupakan suatu penghubung antara ruas tulang yang satu dengan ruas tulang lainnya. Fungsi sendi ialah untuk memungkinkan kedua tulang dapat digerakkan. Arah dan kuantitas gerakan tulang ditentukan oleh jenis persendian.

Secara alami sendi memang menanggung banyak beban. Tapi jika berat badan berlebihan atau tekanan berat pada sendi terjadi terus-menerus, maka sendi akan menanggung beban di luar kemampuannya, yang akhirnya bisa merusak rawan sendi.

"Hal tersebut bisa menyebabkan robekan-robekan kecil pada rawan sendi. Saat masih muda secara alami tubuh bisa memperbaikinya. Tapi kalau usianya semakin tua dan robekan makin parah, maka tulang bisa saling menempel dan menyebabkan osteoarthritis," jelas Dr dr Aris Wibudi, SpPD, KEMD, dari Departemen Penyakit
Dalam RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Jumat (15/4/2011).

Setidaknya ada 5 hal yang bisa menggerogoti sendi dan dapat menyebabkan osteoarthritis:

1. Berat badan berlebihan atau obesitas
2. Penggunaan dan penekanan berlebih pada sendi, seperti terlalu lama bersimpuh, sering mengangkat beban berat, sering naik turun tangga.
3. Merokok dan terlalu sering minum kopi, karena rokok dan kopi bisa mengurangi kemampuan tulang menyerap kalsium.
4. Olahraga berat dan berlebihan. Untuk menghindarinya lakukan stretching dan latihan otot sebelum melakukan olahraga.
5. Kekurangan nutrisi, seperti kalsium, vitamin D, mineral, protein, makanan yang mengandung glukosamin dan air.


Glukosamin merupakan senyawa pembangun penting untuk sendi tulang rawan yang berperan sebagai bantalan pada ujung tulang dan mencegah tulang dari keretakan saat bergerak.

Untuk mencegah terjadinya osteoarthritis karena sendi mengalami beban di luar kemampuannya, Dr Aris memberikan beberapa cara pencegahan, antara lain:

1. Jaga berat badan tetap ideal
2. Perkuat otot penyangga dengan olahraga seperti berenang
3. Perhatikan apakah beban pada sendi berlebihan


"Pencegahan jauh lebih sempurna dari pengobatan," tutur Dr Aris. Merry Wahyuningsih - detikHealth

Kamis, 07 April 2011

1 Obat Tradisional Tidak Mungkin Mengobati Semua Penyakit

Jakarta, Terkadang iklan untuk pengobatan tradisional menuturkan bisa mengobati berbagai macam penyakit hanya menggunakan satu obat. Tapi sebaiknya masyarakat berhati-hati.

"Tidak ada satu zat X yang bisa mengobati penyakit dari A-Z," ujar dr Rahmad selaku anggota Ikatan Naturopatis Indonesia (IKNI) dalam acara klinik KBR68H dengan tema 'Menyejajarkan Pengobatan Tradisional Cina dengan Pengobatan Modern' di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa (5/4/2011).

dr Rahmad menuturkan tidak mungkin satu obat bisa mengobati berbagai macam penyakit, tapi kalau dijadikan sebagai campuran mungkin bisa asalkan zat tersebut memiliki sifat netral.

dr Rahmad juga menyarankan agar masyarakat memilih obat yang masih berada dalam bentuk alamiahnya, misalnya masih berbentuk temulawak atau kumis kucing. Hal ini karena kalau obat sudah dalam bentuk kapsul, masyarakat tidak bisa tahu apa isi dari obat tersebut.

dr Rahmad menambahkan saat ini dokter tradisional China yang berkualitas dan sudah menyelesaikan studinya masih terbatas. Untuk itu jika masyarakat ingin berobat dengan pengobatan China harus caritahu terlebih dahulu apa latar belakang pendidikan orang tersebut.

"Karena ada orang yang baru belajar beberapa bulan, hanya ikut kursus saja, belajar dengan teman atau belajar dari orangtuanya tapi sudah buka praktek sendiri," ujar dr Rahmad yang berpraktek di daerah Pasar Baru ini.

Pengobatan tradisional China ini paling banyak untuk mengobati penyakit yang sudah lama diderita tapi tidak sembuh-sembuh, misalnya sakit kepala yang sudah dialami berbulan-bulan.

Untuk itu dr Rahmad memberikan beberapa tips bagi masyarakat jika ingin menggunakan pengobatan tradisional China yaitu:
1. Jika baru pertama kali datang, cobalah untuk tanya dan duduk dulu. Kalau baru pertama kali datang sudah dikasih obat seabrek dengan harga selangit maka tentu saja tidak masuk akal.
2. Tanyakan informasi mengenai dokter tersebut, seperti belajar dimana dan berapa lama. Pasien yang datang berobat akan membayar biaya konsultasi, jadi manfaatkan waktu konsultasi untuk mengetahui latar belakang pendidikan dokter tersebut.
3. Bedakan dari auranya, jika praktisi tersebut memberikan pengobatan yang sama untuk semua penyakit maka hal ini sudah tidak masuk akal.
4. Pilihlah pengobatan yang masih menggunakan bahan alami dan bukan obat yang sudah dalam bentuk kapsul. Vera Farah Bararah - detikHealth

Antibiotik Bisa Berbalik Dari Menyembuhkan Jadi Membahayakan

Antibiotik mampu membunuh bakteri penyakit
. Tapi penggunaan antibiotik yang tidak tepat bisa membuat antibiotik dari obat yang menyembuhkan menjadi obat yang membayakan.
Antibiotik bisa jadi adalah obat yang paling sering diresepkan oleh para dokter, tapi sayangnya banyak yang tidak tepat pemberiannya. Waspadai ancaman penggunaan antibiotik yang tidak tepat.

Prof Iwan Dwiprahasto selaku guru besar farmakologi UGM menuturkan penggunaan antibiotik yang tidak tepat bisa membahayakan kesehatan masyarakat secara global maupun individu. Bentuk penyalahgunaannya cukup beragam mulai dari tidak tepat memilih jenis antibiotik hingga cara dan lamanya pemberian.
"Kebiasaan memberikan antibiotik dengan dosis yang tidak tepat serta waktu pemberian yang terlalu singkat atau terlalu lama akan menimbulkan masalah resistensi yang cukup serius," ujar Prof Iwan dalam acara workshop jurnalis kesehatan di gedung FISIP UI, Depok, Sabtu (26/3/2O11).

Senada dengan Prof Iwan, perwakilan World Health Organization Dr Sharad Adhikary juga menuturkan antibiotik memang obat yang telah menyelamatkan banyak jiwa, tapi tidak bisa menyembuhkan semua macam penyakit. Antibiotik hanya dapat menyembuhkan penyakit akibat infeksi bakteri.

Antibiotik kerap dibeli tanpa resep dan tanpa penjelasan, masyarakat biasanya membeli antibiotik dengan menggunakan resep sebelumnya. Padahal antibiotik harus melalui resep dan berdasarkan indikasi yang muncul.
"Jika digunakan berlebihan, bakteri bisa bermutasi sehingga jadi kebal. Jika semua kebal maka bisa menimbulkan superbug dan bisa-bisa nantinya kita kembali ke era sebelum ada antibiotik," ujar Dr Sharad.

Dr. Sharad menuturkam masalah kekebalan terhadap antibiotik bukanlah masalah baru, tapi lama kelamaan semakin mengkhawatirkan dan berbahaya. WHO pada tahun 1998 telah mulai meminta negara-negara anggotanya untuk mengatasi masalah hal ini.
Infeksi virus seperti demam, flu, batuk pilek, radang tenggorokan dan beberapa infeksi telinga merupakan infeksi yang tidak boleh diobati dengan antibiotik. Hal ini karena antibiotik membunuh bakteri dan tidak membunuh virus.

Antibiotik membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri yang peka. Tapi kadang salah satu bakteri dapat bertahan hidup karena mampu menetralisir atau menghindar dari efek antibiotik. Bakteri yang semula hanya peka bisa menjadi kebal melalui perubahan genetik di dalam selnya sehingga menjadi resisten terhadap antibiotik.

Untuk menghindari penyalahgunaan antibiotik, ada beberapa hal yang bisa dilakukan yaitu:
1. Gunakan antibiotik hanya dengan resep dokter, dengan dosis dan jangka waktu sesuai resep.
2. Tanyakan pada dokter obat mana yang mengandung antibiotik dan apa manfaatnya.
3. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat bisa menurunkan efektifitas.
4. Demam, batuk, pilek dan diare umumnya tak perlu antibiotik. Hanya perlu makan makanan bergizi, minum dan istirahat. Jika dalam waktu 3 hari tidak sembuh, segera pergi ke dokter.
5. Jangan gunakan atau beli antibiotik dari dokter atau menggunakan resep lama.
6. Penggunaan antibiotik yang sembarangan bisa merugikan diri sendiri.
7. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai antibiotik.
8. Memperbaiki perilaku tentang penggunaan antibiotik.
9. Mencegah dan menghindari penggunaan antibiotik yang berlebihan atau justru kurang.

"Masyarakat sebaiknya tidak mengobati diri sendiri, dan jangan mengonsumsi obat yang tidak diperlukan serta minumlah obat sesuai dosisnya," ujar Dr Sharad. Vera Farah Bararah - detikHealth

'Dosa Besar Jika Puyer Bayi Dicampur Antibiotik'

Jakarta, Obat bayi umumnya diberikan dalam bentuk puyer yang mengandung beberapa jenis obat, salah satunya adalah antibiotik. Padahal antibiotik tidak boleh dicampurkan dengan obat lain.

"Obat antibiotik tidak boleh dicampur di dalam obat puyer dan harus terpisah, dosa besar itu," ujar Prof Iwan Dwi Prahasto dalam acara jumpa pers seminar 'Antimicrobial Resistance-Containment and Prevention' di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (7/4/2011).
Prof Iwan menuturkan sekitar 47-68 persen antibiotik dicampur dengan obat lainnya dalam bentuk puyer. Kondisi ini masih ditemukan di pelayanan kesehatan primer seperti Puskesmas, dokter praktek swasta dan juga klinik.

"Dalam obat puyer tersebut biasanya antibiotik dicampur dengan obat analtetik atau analgesik lainnya," imbuh Prof Iwan.

Prof Iwan menyarankan masyarakat agar jangan mau diresepkan obat puyer, kalau pun harus menggunakan obat puyer tanyakan apakah mengandung antibiotik atau tidak serta lebih baik menghancurkannya sendiri.
Antibiotik seharusnya dikonsumsi sampai habis, tapi jika dicampur bersama dengan obat lain dalam bentuk puyer maka pemberian obat akan dihentikan saat gejalanya sudah hilang. Hal ini menyebabkan dosis antibiotik tidak dikonsumsi dengan tepat dan dapat memicu terjadinya resistensi.

Hal-hal lain yang menjadi masalah dalam obat puyer adalah kebersihan (apakah menggunakan masker dan sarung tangan saat meracik), dosis yang umumnya tidak sama tiap bungkus, homogenitas, higroskopis, penyerapan obat yang berbeda di dalam lambung, keterampilan serta interaksi antar obat.
Prof Iwan menuturkan interaksi antar obat bisa bermacam-macam seperti saling menguatkan, kadar obat lain ditekan, pengobatan menjadi tidak efektif, pengobatan menjadi beracun hingga kegagalan pengobatan.

Antibiotik banyak diberikan untuk diare dan ISPA
Berdasarkan studi yang dilakukan tahun 2004 oleh UGM dan juga Bank Dunia terhadap 5 provinsi di Indonesia yaitu Kalimantan Timur, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat dan Jawa Timur menemukan bahwa 87 persen pasien diare diberikan antibiotik dan 92-94 persen pasien ISPA diberikan antibiotik.

Rata-rata masyarakat hanya mengonsumsi antibiotik selama 1,2-2,7 hari. Kondisi ini ditemukan pada layanan kesehatan dasar seperti Puskesmas, dokter swasta dan juga klinik.
"Hal ini berarti sudah tidak tepat, pasien juga tidak mengonsumsinya dengan benar," ujarnya.
Prof Iwan menuturkan saat ini jika seseorang memiliki demam, batuk, pilek langsung dikasih antibiotik tanpa melihat mikrobanya, padahal antibiotik harus diberikan sesuai dengan bakteri yang menjadi penyebab penyakit tersebut.
"Masyarakat sebaiknya secara sadar untuk tidak membeli obat atau mengobati diri sendiri dan menanyakan setiap jenis obat yang diterimanya. Pada umumnya pilek, batuk dan diare tidak perlu antibiotik," ujar Menkes dr Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, DrPH .

Untuk mengendalikan penggunaan antibiotik yang tidak rasional ini telah diluncurkan buku Panduan Penggunaan Antibiotik untuk Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan yang disusun oleh Kementerian Kesehatan.Vera Farah Bararah - detikHealth (ver/ir)

Selasa, 05 April 2011

Donor Darah di Taman Mini Kamis, 7 April 2011

Bagi yang mau donor bisa ke Taman Mini Indonesia Indah (sekalian rekreasi juga) pada hari Kamis 7 APril 2011 jam 09 sd 12 . Acara ini dalam rangka memperingati HUT TMII
Informasi hub 8409214, 8409210

Obat Kanker Minim Efek Samping Harganya Masih Terlalu Mahal

Jakarta, Keluhan umum pada pasien kanker yang sedang menjalani pengobatan adalah efek samping, mulai dari rambut rontok hingga tidak doyan makan. Efek samping tersebut bisa diminimalkan dengan targeted therapy, hanya saja harganya masih mahal.
Selain dengan operasi pengangkatan dan radioterapi, penanganan kanker banyak dilakukan dengan obat-obatan yang disebut chemotherapy. Prinsipnya adalah memasukkan senyawa kimia (chemical) ke dalam tubuh untuk mematikan sel kanker maupun sekedar menghambat pertumbuhannya.

Meski ampuh, pengobatan dengan cara ini terkenal dengan efek sampingnya yang cukup menyiksa. Karena sifatnya kurang selektif, obat ini akan membunuh semua sel tubuh yang karakternya mirip ciri kanker yakni membelah diri dengan cepat misalnya rambut.
Akibatnya rambut di seluruh tubuh mengalami kerontokan, termasuk alis dan bulu mata. Celakanya lagi obat-obat kemoterapi yang sudah disuntikkan akan menyebar ke seluruh tubuh sehingga jika yang diobati misalnya kanker payudara, rambut di kepala ikut merasakan efek sampingnya.

Berkat perkembangan teknologi pengobatan, efek samping chemotherapy sangat menyiksa itu kini bisa diminimalkan dengan terapi terbaru yang disebut targeted therapy. Prinsipnya sama dengan chemotherapy, hanya saja aksi obat tidak akan menyebar ke seluruh tubuh.
Targeted therapy memiliki reseptor yang menentukan di mana obat akan bekerja, sehingga efek sampingnya hanya muncul di sekitar lokasi kanker. Cara kerjanya menyerupai antibodi alami tubuh manusia sehingga bisa digolongkan sebagai monoclonal antibody.

Satu-satunya kekurangan dari targeted therapy adalah harganya yang sangat mahal, karena semuanya masih dilindungi paten. Dibandingkan dengan harga obat-obatan chemotherapy, harga obat-obatan targeted therapy rata-rata mencapai 2 kali lipatnya.
"Katakanlah satu ampul obat chemotherapy harganya Rp 900 ribu, sekali suntik 7 ampul. Penggunaannya tiap 3 minggu, rata-rata sampai 6 kali penyuntikan. Obat untuk targeted therapy harganya bisa Rp 3 juta/ampul dan sekali suntik butuh 3-4 ampul," ungkap dr Joni Fauzi, Deputi Direktur Ethical PT Kalbe Farma dalam bincang-bincang dengan media di Penang Bistro, Menteng, Jakarta, Selasa (5/4/2011).
Mengingat harga obat-obat targeted therapy masih sangat tinggi, pasien kanker masih bisa mengandalkan obat-obat chemotherapy. Untuk mengatasi efek samping yang muncul, saat ini juga banyak perusahaan farmasi yang memproduksi obat kanker lainnya yakni supporting therapy.
Obat-obat supporting therapy memang ditujukan untuk mengurangi penderitaan pasien kanker akibat efek samping chemoterapy. Jenisnya bermacam-macam, umumnya berupa tambahan nutrisi mengingat salah satu efek samping chemoterapy adalah tidak doyan makan. AN Uyung Pramudiarja - detikHealth

Hanya Rambut dan Kuku, Bagian Tubuh yang Kebal Kanker

Jakarta, Hampir seluruh bagian tubuh manusia mulai dari darah, otak, mata, paru-paru, kulit hingga tulang belulang bisa terkena kanker. Jika ada bagian tubuh yang tidak mungkin terkena kanker, maka bagian itu hanyalah rambut dan kuku.

"Rambut dan kuku tidak bisa kena kanker karena merupakan jaringan mati, makanya bisa dipotong," ungkap dr Joni Fauzi, Deputi Direktur Ethical PT Kalbe Farma dalam bincang-bincang dengan media di Penang Bistro, Menteng, Jakarta, Selasa (5/4/2011).

Menurut dr Joni, selain di kedua bagian tubuh tersebut kanker bisa menyerang bagian manapun pada tubuh manusia. Paru-paru termasuk bagian tubuh paling banyak diserang kanker, dengan angka kematian tertinggi di tahun 2008 yakni 1,4 juta jiwa di seluruh dunia.

Data organisasi kesehatan dunia WHO tahun 2008 menempatkan perut di peringkat kedua bagian tubuh paling banyak diserang kanker, dengan tingkat kematian 740.000 jiwa. Berturut-turut di bawahnya adalah hati (700.000 kematian), kolorektal (610.000 kematian) dan payudara (460.000 kematian).

Lebih parahnya, hingga saat ini penyebab kanker belum pernah bisa dipastikan meski banyak yang mengaitkannya dengan polusi dan gaya hidup. Pengaruh faktor genetik juga sering disebut-sebut, namun banyak yang mengangapnya peranannya tidak terlalu besar.

"Saya pikir faktor genetik tidak terlalu besar peranannya. Ambil contoh zaman dahulu kakek-neneknya tidak ada yang punya riwayat terkena kanker, sekarang anak cucunya bisa saja tiba-tiba terkena kanker," tambah dr Joni.

Satu-satunya jenis kanker yang sudah mendapat titik terang soal faktor pemicunya hanyalah kanker serviks atau leher rahim, yang salah satunya dipicu oleh infeksi Human Papiloma Virus (HPV). Oleh karena itu jenis kanker yang hanya menyerang kaum perempuan ini risikonya sudah bisa dikurangi dengan pemberian vaksin HPV. AN Uyung Pramudiarja - detikHealth

Take Action untuk Penderita Kanker Sabtu – Minggu 9-10 April 2011

Dalam moment yang sama memperingati ulang tahun ke 34 YKI akan mengadakan gerakan TAKE ACTION – KAMI BERTINDAK untuk mengajak masyarakat berjuang mengurangi penderita kanker dengan aktivitas yang nyata.
Acara hari Sabtu 9 April 2011 jam 16.00 – Minggu 10 April jam 10.00 wib, tempat Plaza Parkir Timur Senayan, Jakarta.

Program TAKE ACTION – BERTINDAK merupakan program yang melibatkan masyarakat dari mulai pendanaan sampai penyelenggaraan, tidak ada batas umur dari anak sampai lansia untuk ikut serta karena kanker juga tidak mengenal usia, menyerang kanak-kanak sampai dengan lansia.

Kegiatan ini mencakup 3 unsur:
1. BERSYUKUR: kami memanjatkan Puji Syukur ke hadapan Allah SWT karena kami masih dikaruniai hidup.
2. MENGENANG MEREKA YANG WAFAT
3. TERUSKAN PERJUANGAN

KAMI BERTINDAK menjadi nama program karena kami mewakili YKI dan masyarakat (KAMI = Kanker Ajal oleh Masyarakat Indonesia), program banyak mengutamakan kegiatan olah raga bagi para peserta. Karena dengan olahraga semangat berjuang terus dikembangkan untuk melawan kanker. Selain itu diadakan keramaian/hiburan bagi masyarakat.

Kegiatan ini tidak menerima sponsor dari industri rokok dan minuman beralkohol. Hub YKI Lebak Bulus: 021 750 7447 atau 021 7690704 , YKI Sam Ratulangi 021 3152603 eks.111 atau 0812 944 9133.

Ikuti Jalan Kaki Semalam Suntuk Sabtu 9 April 2011

Jalan Kaki Semalam Suntuk untuk Mengenang Korban Kanker
Jakarta, Obesitas dan kurang gerak merupakan faktor risiko yang menyumbang 30 persen kasus kanker di seluruh dunia. Untuk mengingatkan bahaya kanker, Yayasan Kanker Indonesia menggelar aksi jalan kaki semalam suntuk dari jam 7 malam hingga jam 7 pagi (12 jam) dan pelepasan lampion pada 9-10 April 2011.

Aksi ini digelar sebagai perayaan hari ulang tahun ke-34 Yayasan Kanker Indonesia (YKI) yang sebenarnya jatuh pada tanggal 17 April 2011. Dengan mengambil tema 'Kami Bertindak!', acara ini digelar serentak di 2 kota yakni Jakarta dan Yogyakarta.

Peserta jalan kaki semalam suntuk ini tak lain adalah para survivor atau mantan penderita kanker yang berhasil sembuh, serta keluarga dari mantan penderita yang sudah meninggal. Tujuannya tak lain untuk mengenang betapa beratnya bertahan hidup saat menderita kanker.

"Bagi kami para survivor, jalan kaki semalam suntuk tidak ada apa-apanya dibandingkan perjuangan melawan ganasnya sel-sel kanker," ungkap ketua panitia 'Kami Bertindak!', Enny Hardjanto yang juga seorang survivor kanker payudara stadium 4, dalam jumpa pers di kantor YKI, Menteng, Jakarta, Selasa (5/4/2011).

Tak hanya berjalan kaki, para peserta juga akan menerbangkan ratusan lampion yang ditulisi nama-nama para pasien kanker yang sudah meninggal. Penerbangan lampion akan dilakukan pukul 20.00 diiringi lagu Lilin-lilin Kecil yang dipopulerkan oleh Chrisye, penyanyi yang juga meninggal karena kanker.

Bisa dibilang, penerbangan lampion ini merupakan acara penggalangan dana karena ada sumbangan dana sukarela untuk setiap lampion yang diterbangkan. Siapapun boleh menerbangkan lampion, terutama para keluarga yang ingin mengenang anggota keluarganya yang meninggal karena kanker.

Di Jakarta, acara akan dipusatkan di Lapangan Blok-S, Kebayoran Baru dengan target peserta sekitar 500 orang. Meski akan banyak dihadiri para survivor dan keluarga pasien kanker yang sudah meninggal, acara ini juga terbuka bagi masyarakat umum yang peduli akan bahaya kanker.

Acara jalan kaki semalam suntuk itu dengan rute mengitari Lapangan Blok-S akan dimulai Sabtu (9/4/2011) pukul 19.00 WIB dan berakhir Minggu (10/4/2011) pukul 07.00 WIB. Acara jalan kaki semalam suntuk juga akan dimeriahkan dengan pasar malam yang juga ditujukan untuk penggalangan dana.Bai yang ingin ikutan hub YKI 021 750 7447 atau 021 7690704
Tahun depan, diharapkan acara yang baru pertama kali ini digelar bisa diselenggarakan secara serentak di 26 cabang YKI di seluruh Indonesia. AN Uyung Pramudiarja - detikHealth