Selasa, 27 Desember 2011

Cari Tahu Kondisi Kesehatan Tubuh Lewat Air Seni

Jakarta, Putro Agus Harnowo - detikHealthSelama ratusan tahun, urine atau air seni telah menjadi salah satu cara dokter melihat kondisi kesehatan pasien. Perubahan dalam warna, bau dan konsistensi urine dapat memberikan petunjuk penting tentang kondisi tubuh.

Urine dapat mengungkapkan apa yang telah dimakan, berapa banyak yang telah diminum dan penyakit apa yang dimiliki.

"Dari pandangan sejarah, urinalisis (analisis urine) adalah salah satu cara alami untuk mengetahui apa yang terjadi dalam tubuh karena banyak zat-zat yang beredar dalam tubuh, termasuk bakteri, ragi, kelebihan protein dan gula, dan akhirnya masuk ke dalam urin," kata Tomas Griebling, MD, MPH, wakil ketua departemen urologi di University of Kansas seperti dilansir WebMD, Selasa (27/12/2011).

Urine merupakan bagian penting dari proses pembuangan tubuh. Tugasnya adalah membuang kelebihan air dan limbah yang larut dalam air setelah disaring dari darah oleh ginjal.

"Urine terutama berfungsi untuk menyingkirkan racun atau hal-hal lain yang akan menumpuk dalam tubuh dan berakibat buruk bagi tubuh," kata Anthony Smith, MD, profesor dan kepala urologi di University of New Mexico.

Ketika urine berubah warna atau ada bau aneh yang menyertai, penyebabnya bisa jadi sesuatu yang berbahaya. Mungkin menu makan malam atau bisa juga pertanda kondisi yang lebih serius seperti infeksi atau kanker.

Sebelum disiram, berikut adalah beberapa perubahan urine yang perlu dicermati dan yang bisa menceritakan kondisi kesehatan tubuh.

Perubahan Warna

1. Urine berwarna kuning karena pigmen yang disebut urochrome, warnanya bervariasi dari kuning pucat hingga kuning pekat, tergantung konsentrasi urine. Urine gelap biasanya tanda tubuh tidak minum cukup cairan.

"Tubuh membutuhkan sejumlah cairan agar dapat berfungsi, sehingga tubuh akan menyimpan cairan dan urine akan menjadi sangat pekat dan terkonsentrasi. Ketika itu terjadi, warna urin berubah menjadi lebih gelap," kata Griebling.

2. Jika urine sangat pucat, itu berarti bahwa minum banyak cairan atau mengkonsumsi obat diuretik, obat yang memaksa tubuh membuang kelebihan air.

3. Perubahan warna urine yang tidak biasa belum tentu pertanda bahaya. Obat-obat tertentu dapat mengubah urine menjadi berwarna hijau atau biru, wortel bisa menyebabkan urine berwarna oranye, vitamin dapat memberikan rona kuning dan penyakit bawaan yang disebut porfiria dapat menambahkan warna anggur. Merah biasanya tanda bahwa ada darah dalam urine, dan sedikit darah saja dapat menghasilkan perubahan warna yang dramatis.

4. Hanya sedikit saja darah dalam urine dapat menjadi tanda gejala yang serius seperti infeksi atau kanker. Jika melihat ada darah dan juga urine terlihat berawan, ada kemungkinan telah terjadi infeksi.

Perubahan Bau

1. Urine biasanya tidak memiliki bau yang sangat kuat. Jika tercium bau sesuatu yang sangat pedas, bisa jadi ada infeksi atau batu kemih yang dapat menyebabkan aroma seperti amonia. Penderita diabetes mungkin menyadari urinenya berbau manis karena kandungan gula yang berlebih. Dulu, dokter akan merasakan apakah urine benar-benar manis untuk mendiagnosa diabetes.

2. Beberapa makanan juga dapat mengubah bau urine. Asparagus adalah salah satu yang paling terkenal. Asparagus mengandung senyawa sulfur yang disebut metil mercaptan (senyawa sama yang ditemukan dalam bawang putih dan cairan sigung).

Jika mencium bau sesuatu setelah makan sepiring asparagus, itu berarti tubuh telah mewarisi gen untuk enzim yang memecah mercaptan. Tidak semua orang memiliki enzim ini, dan karenanya, tidak semua orang bisa mencium baunya.

Seberapa Sering Perlu Buang Air Kecil

1. Seberapa sering perlu membuang urine bisa jadi indikator kesehatan yang penting seperti halnya warna atau bau air seni. Kebanyakan orang membuang urine sekitar 6-8 kali sehari, tapi bisa lebih atau kurang tergantung seberapa banyak cairan yang diminum.

2. Jika terus-menerus merasakan dorongan buang air kecil dan bukan karena minum cairan yang berlebihan, penyebabnya dapat termasuk:
- Kandung kemih yang terlalu aktif, disebabkan kontraksi involunter otot kandung kemih
- Infeksi saluran kemih
- Sistitis interstisial, suatu penyakit yang menyebabkan dinding kandung kemih meradang dan iritasi
- Penyakit saraf, termasuk stroke dan penyakit Parkinson
- Diabetes

3. Jarang ke kamar kecil bisa terjadi ketika ada penyumbatan atau infeksi atau bisa disebabkan karena kebiasaan mandi yang buruk. Hal ini dialami beberapa orang, terutama guru, dokter bedah dan orang lain yang tidak punya banyak waktu untuk pergi kamar kecil secara teratur sepanjang hari

4. Menunda buang air kecil dapat menjadi masalah. Terjadi peregangan dan kemudian kontraksi secara berulang kali, hingga akhirnya dapat meregang terlalu besar untuk dapat kembali ke bentuk semula. Kandung kemih dapat mengalami overdistension kronis, yaitu gangguan pengosongan kronis.

5. Membiasakan Mandi Sehat

Perawatan

1. Merawat kandung kemih dapat dilakukan dengan membuang air kecil secara teratur. Untuk menghindari terlalu banyak pergi kamar kecal, pastikan tubuh tetap terhidrasi, tapi tidak berlebihan.

2. Minumlah setiap kali haus, tapi tidak harus mematuhi rekomendasi 8 gelas sehari kecuali jika memiliki batu ginjal atau batu kandung kemih karena perlu meningkatkan asupan cairan.

3. Jika bangun pada malam hari untuk membuang air kecil, berhentilah minum sejak 3-4 jam menjelang tidur.

4. Batasi konsumsi kafein sebab dapat mengiritasi lapisan kandung kemih.
5. Perhatikan asupan alkohol sebab dapat memiliki efek yang sama.
6. Begitu merasakan dorongan untuk buang air kecil, segera pergi ke kamar kecil.

Hindari Obat Flu Saat Hamil

Klikdokter.com - Meskipun obat flu mudah didapatkan tanpa menggunakan resep dokter, namun sangatlah bijaksana untuk menghindari segala macam obat termasuk obat flu selama kehamilan. Hal ini dikarenakan kandungan pada obat bisa memberikan berbagai efek negatif bagi perkembangan bayi maupun pada sang calon ibu.

Dengan demikian para ahli selalu menganjurkan para ibu hamil untuk selalu menjaga kesehatannya sebagai upaya menghindari pemberian obat yang tidak perlu. Bahkan apabila memang sang ibu terserang flu, diharapkan tetap selalu melakukan penyembuhan dengan cara alamiah dengan istirahat yang cukup dan memakan makanan kaya akan vitamin dan mineral dalam mendukung imunitas tubuh memerangi flu.

Namun sayangnya sering kali ibu hamil menganggap remeh hal tersebut dengan pemikiran; “apabila obat dapat dijual bebas tanpa perlu resep dokter, berarti aman digunakan dan tidak perlu konsultasi terlebih dahulu pada dokter spesialis”. Sehingga tidak jarang, di saat musim dingin melanda seperti saat ini, banyak kesehatan ibu hamil juga terpengaruh oleh cuaca kemudian terjangkit flu dan mencari jalan pintas dengan meminum obat flu yang ada di pasaran.

Untuk itu sangatlah bijak apabila semua pihak memahami fungsi yang terkandung pada obat flu itu sendiri dalam memberikan dampak yang berbeda-beda.

Decongestan

Obat flu yang mengandung decongestan dan diminum secara langsung, telah terbukti meningkatkan resiko cacat pada dinding janin, terlebih di usia kandungan 3 bulan awal.

Herbal

Obat flu yang mengusung kandungan herbal, belum tentu 100% menggunakan bahan alami bahkan tidak jarang hanya berupa tambahan bahan agar berbau layaknya herbal tradisional dan tidak pernah melewati penelitian reaksi terhadap ibu hamil. Sehingga 1 jenis bahan saja, mampu memberikan reaksi berbeda pada setiap individu terlebih ibu hamil dan janin.

Lozenges

Obat flu yang mengandung bahan untuk melegakan pernapasan dan mengurangi sakit tenggorokan baik yang berupa permen, sirup ataupun dengan yang disemprotkan langsung ke mulut umumnya juga mengandung zinc dan vitamin C. Sedangkan kenyataannya ibu hamil hanya diperbolehkan mengkonsumsi vit C sebanyak 80 – 100 mg dan zinc sebanyak 11 mg dalam satu hari.

Padahal kelebihan vit C mampu menjadi boomerang bagi tubuh dalam keadaan tertentu dengan berubah menjadi radikal bebas, memperberat kerja ginjal, juga merusak lambung yang dapat merangsang dan menimbulkan rasa mulas atau kontraksi. Begitupula dampak buruk kelebihan zinc akan mampu menekan sistem imun tubuh sehingga meningkatkan resiko terkena penyakit lainnya.[](E)

Donor darah & Bincang kesehatan Sabtu 31 Desember 2011

Menutup akhir tahun 2011 ikuti acara kesehatan dari Republika
Donor Darah & Bincang kesehatan ala Rasulullah oleh DR Briliantono
hari Sabtu 31 Desember 2011 jam 13-17
bertempat di aula maasjid agung at Tiin komplek TMII Jakarta Timur.

Kamis, 15 Desember 2011

Manfaat Susu Kambing

Keistimewaan dan khasiat susu kambing sebenarnya sudah diakui oleh publik awam. Berdasarkan referensi yang diambil dari beberapa majalah, disimpulkan bahwa susu kambing mengandung mineral yang lengkap untuk kesehatan tubuh diantaranya :
Susu kambing banyak Mengandung Zincum (Zn) pembentuk imun dalam tubuh
Mineral Alkaline baik untuk penyembuhan Maag Kronis.
Zat Flourin serta betakasein baik bagi penderita Bronchitis, Asma, TBC, Pneumonia.
Kandungan A2-betakasein dan Asam Amino Esensial pembentuk Insulin sangat berguna bagi penyembuhan diabetes
Cynokobalamin pembentu zat Hb mempercepat penyembuhan Demam berdarah, Anemia, Thalasemia
Kalium (K) berguna bagi penderita Tekanan Darah Tinggi, Darah Rendah dan Arteriosclerosis
Enzim Xanthine Oxydase dan niasin (Vit B3) berfungsi mengatasi sel Kanker/Tumor dan mengurangi efek toksis kemoterapi
Kandungan Kalsium yang tinggi dalam susu kambing membantu pertumbuhan tulang dan pencegah Osteoporosis
Kandungan MCTnya (Medium Chain Trygliseride) berguna bagi program Dietary dan penyembuhan stroke
Kaya dengan lactoglobulin penahan protein penyebab alergi
Tingkat keasaman susu kambing yang menyerupai kulit dapat melembabkan dan mempercantik kulit
Mengandung mineral, belerang metionin, riboflavin (Vit B2) dan B3 yang menumbuhkembangkan sel otak serta system saraf sehingga dapat menambah kecerdasan anak.
Riboflavin (Vit B2) bermanfaat menurunkan frekuensi serangan migrain
Lactoferrin (LF), lactoperoxidase, lysozyme dan peptide dapat meningkatkan aktivitas CD4 dan sel T sebagai pembentuk system kekebalan tubuh bagi penderita infeksi virus HIV
sumber : http://www.susukambingorganik.com

Susu Kambing banyak manfaatnya. Selain sebagai makanan tambahan (food suplemen), susu kambing juga bisa mengurangi gangguan pernapasan (seperti Bronchitis, Asma serta TBC) dan Rheumatic serta penyakit-penyakit lainnya seperti : Asam Urat, Thalasemia, Flek Paru-paru, Disfungsi Seksual, Datang bulan tidak teratur dan masih banyak lainnya. Susu Kambing juga mampu mengontrol lemak tubuh dan menghaluskan kulit.
Keistimewaan susu kambing sebagai berikut :
Kaya Protein, enzim, mineral, vitamin A, dan Vitamin B (riboflavin). Beberapa jenis enzim juga terdapat dalam susu kambing, antara lain : Ribonuklease, Alkalin Fosfate, Lipase, dan Xantin Oksidase. Sementara beberapa mineral yang terkandung dalam susu kambing yaitu Kalsium, Kalium, Magnesium, Fosfor, Klorin dan Mangan.
Mengandung Antiantritis (inflamasi sendi).
Mempunyai khasiat untuk mengobati Demam Kuning, Penyakit Kulit, Gastritis (gangguan lambung), Asma, dan insomnia (sulit tidur).
Molekul lemaknya kecil sehingga mudah dicerna.
Bila disimpan di tempat dingin, tidak merubah kualitas khasiatnya.
sumber : http://susukambing.multiply.com/

Alam sebagai Sinergi

sehat news -Seluruh latihan yoga tidak lain adalah cara kita untuk bisa memahami bahwa alam merupakan satu entitas yang terdiri dari beragam hal namun bisa bekerja sama satu sama lain menghasilkan satu sinergi

Peluk terhangat untuk keluarga
Belai terlembut untuk keluarga
Senyum yang terindah untuk keluarga
Kasih paling tulus untuk keluarga

Terimakasih ibu
Terimakasih ayah
Untuk kasih dan sayangmu
......

Ini adalah jingel untuk Hari Keluarga yang diperingati setiap tanggal 29 Juni lalu saat semua orang merayakan Hari Keluarga Nasional. Ini adalah momen peringatan bagi seluruh masyarakat betapa pentingnya keluarga bagi kekuatan bangsa. Keluarga merupakan institusi terkecil yang menjalankan berbagai aspek kehidupan seperti pendidikan dan perekonomian.

Dalam pelajaran ilmu hayat, setiap spesies tanaman sebagai entitas tunggal dan kecil bisa ditarik ke dalam pengelompokan yang lebih besar seperti ordo hingga familia. Hampir sama dengan pengelompokan manusia secara antropologis. Manusia seperti daun-daun dari pohon yang sama. Tapi jika manusia diumpamakan pohon, maka himpunan semesta manusia itu bisa dilihat di dalam sebuah taman yang memiliki aneka warna bunga atau hutan yang ditumbuhi beragam tanaman.

Dalam dunia yoga, banyak kita jumpai bermacam gaya, aliran, atau tradisi seperti misalnya salah satunya Hatha Yoga yang dalam praktiknya lebih fokus pada olah tubuh lewat latihan asanas. Sekadar menyebut aliran yang dikenal di Indonesia antara lain Classic Hatha Yoga, Sivananda, Iyengar, Ashtanga, Vinyasa, Bikram atau Hot dan lain sebagainya.

Berbagai aliran itu seperti cabang pohon dengan berbagai bentuk dan rupa. Ada yang lurus, zig-zag, memanjang, bengkok, semua dinamakan cabang dari batang pohon. Asana yang diajarkan guru-guru dari berbagai aliran itu tentunya sama, demikian juga nama-nama dari asana itu sama persis.

Aliran dalam yoga ini seperti kulit buah pisang, sementara yoga itu sendiri adalah daging dari buah pisang yang kita makan. Ada orang yang lebih suka pisang ambon, atau pisang emas, yang lain mungkin suka pisang raja.

Sama halnya dengan yoga, ada yang suka diiringi musik, tetapi ada juga yang tidak. Yang satu boleh bebas melakukan gerakan tertentu, yang lain tidak boleh karena mengidap sakit tertentu dan dokter malah melarangnya. Semua dikembalikan kepada masing-masing peserta yang seleranya beragam.

Pluralis
Pada dasarnya yoga itu sangat universal. tidak membedakan agama, jender, ras, golongan, usia, status sosial, atau label-label lainnya. Semua orang dari mana pun dapat berlatih yoga. Yoga mengajarkan agar kita dapat memeluk seluruh manusia, sekaligus dipeluk oleh semuanya.

Gambaran itu akan jelas terlihat di dalam kelas yoga yang terbuka untuk umum tanpa membawa nama style atau aliran tertentu. Apalagi kalau dilakukan secara bersama-sama di tempat terbuka, atau di ruang-ruang publik. Latihan di alam akan membangun jembatan keterhubungan antara diri kita sebagai entitas tunggal dengan sesama praktisi sebagai sebuah keluarga, antara kita manusia dengan alam semesta dengan semua isinya.

Pose-pose yoga yang dilakukan sudah mencerminkan kedekatan manusia dengan alam. Sesama peserta bisa saling membantu agar pelibatan semua unsur di dalam tubuh kita seperti kulit, otot, saraf, dan tulang, serta semua organ di dalam tubuh dapat dirasakan bekerja bersama secara berkesinambungan.

Jadi, banyak yang dapat kita pelajari dari alam, salah satunya adalah keterkaitan dan keharmonisan itu. Sungai-sungai mengairi tumbuhan, hutan membendung banjir, matahari tak jemu-jemunya memberi kehangatan, air yang menguap akibat matahari dikembalikan oleh kerjasama awan dan angin.

Sesama peserta yang bisa saling membantu merupakan gambaran kerjasama yang terjadi di alam. Sesama peserta seperti sebuah keluarga yang bisa saling membantu dan menyokong. Kerjasama yang luar biasa indahnya! Semua itu bisa dirasakan sewaktu kita dalam berlatih. Bisa kita bayangkan kalau ada unsur yang hilang atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Berlatih yoga di taman bersama alam bukan sekadar menjalankan aktivitas go green. Fokus green yoga ini dapat dirumuskan menjadi 3P, practice, planet, dan people. Lewat yoga, keterhubungan antara diri kita dengan diri kita sendiri, dengan sesama manusia, dan alam semesta akan makin terasa dan akan terus ditingkatkan.

Jika ini terus dikembangkan, akan timbul rasa cinta yang tidak terkondisi, cinta yang tidak bersayarat, karena cinta itu tumbuh dari kesadaran di dalam diri kita sendiri. Cinta pada sesama mahluk, cinta pada alam. Kita akan melihat cinta ada dimana-mana.

Dengan mengupayakan terus berlatih yoga, dengan menjaga kelestarian alam, bumi, mother earth, ibu pertiwi tempat kita berpijak juga akan merespons dengan memberi yang terbaik untuk kita tanpa mengharap kembali. Seperti harum bunga yang mekar, memberi pada semua orang yang lewat, tidak peduli pada siapa saja. Juga seperti kasih seorang ibu kepada anaknya yang selalu dinyanyikan anak-anak dengan riang gembira...

Kasih ibu kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi
Tak harap kembali
Bagai Sang Surya

Rabu, 14 Desember 2011

Penggunaan Obat Rasional

Klikdokter-dr Tri Rejeki Herdian .Setiap manusia di dalam kehidupannya kemungkinan besar pernah menderita sakit. Anak-anak, dewasa, maupun orangtua memiliki kebutuhan akan pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya adalah obat-obatan. Berkunjung atau berkonsultasi ke dokter merupakan hal yang wajar apabila terdapat keluhan kesehatan mulai terasa mengganggu.

Namun saat ini pengertian akan konsultasi medis atau kunjungan ke dokter mengalami pergeseran menjadi kunjungan berobat atau pemberian obat. Pasien menuntut untuk diberikan obat setiap kali berkonsultasi ke dokter. Tidak jarang pula harapan pasien akan obat tersebut adalah kemanjurannya menyembuhkan penyakit dalam 1-2 kali minum. Padalah setiap penyakit memiliki waktunya sendiri-sendiri untuk masa penyembuhan.

Menurut kamus bahasa Indonesia, konsultasi medis adalah perundingan antara pemberi dan penerima layanan kesehatan untuk mencari penyebab terjadinya penyakit dan untuk menentukan cara-cara pengobatannya. Dalam kata lain konsultasi medis adalah sarana komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) dimana tidak selalu KIE mengenai penyakit tersebut membutuhkan obat (tergantung penyakitnya) untuk sarana penyembuhan.

Jadi sejak kapan asumsi konsultasi medis menjadi sarana untuk memperoleh obat? Entah sejak kapan mulainya namun hal ini sudah berlangsung puluhan tahun tanpa ada yang sanggup untuk menghentikannya.

Penggunaan obat tidak rasional adalah masalah yang terjadi di seluruh dunia. WHO mengestimasikan sekitar lebih dari 50% obat yang diresepkan, dibagikan, dan dijual tidaklah tepat. Dan sekitar 50% pasien tidak mengonsumsi obat dalam aturan yang benar.

Menurut WHO, penggunaan obat berlebih, kurangnya dosis pengobatan, dan pemberian obat tidak pada tempatnya dapat mengakibatkan pemborosan sumber daya kesehatan, peningkatan resistensi kuman terhadap obat (untuk jenis antibiotika), dan meningkatkan gangguan kesehatan akibat dari efek samping obat.

Di Amerika Serikat, kematian akibat efek samping obat mencapai posisi ke-6 sebagai penyebab kematian terbanyak. Dalam sudut pandang keuangan, biaya akibat dari pemberian obat yang tidak perlu dan obat yang terlalu banyak, terutama di negara berkembang yang tidak memiliki asuransi kesehatan, sangatlah tinggi.

WHO mengadvokasikan 12 intervensi kunci untuk mempromosikan penggunaan obat yang lebih rasional:
Pembentukan badan nasional multidisiplin untuk mengkoordinasikan peraturan penggunaan obat
Penggunaan panduan klinis
Pengembangan dan penggunaan daftar obat esensial nasional
Pembentukan komite obat dan terapeutik di daerah dan rumah sakit
Memasukkan pelatihan farmakoterapi berbasis pemecahan masalah dalam kurikulum sarjana
Melanjutkan edukasi medis mencakup pelayanan sebagai persyaratan lisensi
Supervisi, audit, dan umpan balik
Penggunaan informasi independen mengenai obat
Edukasi publik mengenai obat
Hindari insentif finansial tanpa alasan
Penggunaan regulasi yang cocok dan diperkuat
Ekspenditur pemerintah yang cukup untuk memastikan adanya obat dan staff

Penelitian yang dilakukan oleh WHO pada tahun 2000 memperlihatkan hasil bahwa sekitar 60% antibiotika yang tidak perlu diresepkan di Nigeria dan sekitar 50% di Nepal sehingga rata-rata pemberikan antibiotik tidak perlu di seluruh dunia mencapai angka 50%

Pengobatan esensial adalah pengobatan yang memenuhi prioritas kebutuhan pelayanan kesehatan dari populasi. Pengalaman membuktikan bahwa pemilihan pengobatan esensial yang tepat akan meningkatkan kualitas kesehatan lebih baik, penatalaksanaan pengobatan terbaik, peningkatan kualitas obat yang diberikan, serta biaya pengobatan yang lebih efektif. Pengobatan secara rasional akan meningkatkan perbaikan sistim kesehatan dimana hal ini membutuhkan kerjasama berbagai pihak.

Perlukah Obat?
Batuk, pilek, demam, diare adalah keluhan sehari-hari yang membawa seorang pasien berobat ke dokter. Keluhan yang sebenarnya banyak disebakan oleh virus dan akan sembuh sendiri dalam beberapa hari tanpa obat ini merupakan gejala yang paling banyak mengalami polifarmasi dan penggunaan antibiotik tidak pada tempatnya.

Sebagai contoh, rina terburu-buru membawa andi anaknya yang berumur 1 tahun karena batuk-pilek sejak kemarin. Ibu rina yang menemaninya sudah ribut menuntut anaknya untuk membawa andi ke dokter. Setelah mengantri cukup lama, akhirnya rina bertemu dengan Dokter Spesialis Anak (DSA) andi. Rina menjelaskan bahwa andi mengalami batuk pilek, sedikit demam, dan tidak nafsu makan sejak kemarin. Rina meminta obat yang paling bagus agar anaknya cepat sembuh. Selesai memeriksa, DSA akhirnya memberikan 4 macam obat untuk andi, puyer campuran obat batuk-pilek dan alergi, obat demam, vitamin penambah nafsu makan, dan antibiotik, semua paten. Rina dan ibunya keluar dari kamar periksa dengan puas.

Perlukah semua obat tersebut dikonsumsi?
Pengambilan keputusan untuk pengobatan dipengaruhi beberapa hal seperti yang tertera pada bagan di bawah ini :
Diagnosa yang tepat akan mengarahkan pengobatan rasional sesuai petunjuk klinis. Pengobatan diberikan berdasarkan efektivitas, keamanan, biaya, dan kemudahan. Pengobatan akan dievaluasi dan akan didapatkan hasil serta kesimpulan dari terapi. Pola pengobatan tidak rasional adalah pola pengobatan yang tidak mengikuti kaidah pengobatan rasional. Contoh dari penggunaan obat irasional adalah :
Polifarmasi atau pemberian obat terlalu banyak untuk jenis penyakit ringan
Penggunaan antimikroba atau antibiotik tidak sesuai dengan tempatnya, tidak sesuai dosisnya, dan penggunaan antibiotik untuk infeksi non-bakteri (contoh penyakit karena virus yang sebenarnya adalah ‘self limiting disease’ atau dapat sembuh sendiri)
Penggunaan pengobatan suntikan berlebih dimana sebenarnya pengobatan secara oral (diminum) dapat digunakan
Tidak mengikuti terapi pengobatan sesuai dengan panduan klinis (guidelines)
Pengobatan sendiri yang tidak tepat, umumnya untuk obat yang seharusnya dibeli dengan resep dokter, dan dikonsumsi dengan dosis yang tidak sesuai

American Academy of Pediatrics (AAP) tidak menyarankan pemberian obat batuk pilek pada anak di bawah usia 2 tahun karena besarnya efek samping yang mungkin terjadi. Obat anti batuk tidak dianjurkan karena batuk adalah mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari saluran pernapasan, termasuk diantaranya adalah dahak atau lendir. Kenyataannya, obat batuk-pilek belum terbukti sepenuhnya efektif untuk anak. Lebih berbahaya lagi, risiko terjadinya overdosis obat pada anak.

The Food and Drug Administration (FDA) menyarankan untuk tidak mengonsumsi obat batuk-pilek pada anak dengan usia kurang dari 2 tahun. Pemberian antibiotik pun umumnya tidak perlu karena batuk-pilek pada anak kebanyakan disebabkan oleh virus yang akan sembuh sendiri. Demam pada anak memiliki arti bahwa mekanisme tubuh anak sedang bekerja melawan kuman, apabila tidak terlalu tinggi, tidak perlu diberikan obat demam. Suplemen vitamin pun harus digunakan secara hati-hati karena vitamin tersebut dapat membebani kerja ginjal dan hati sehingga dapat mengganggu fungsi organ, menimbulkan gangguan pembekuan darah, dan keracunan vitamin. Suplemen pun belum tentu terbukti efektif meningkatkan nafsu makan.

Lalu apa obatnya?
Penanganan untuk keluhan karena virus adalah makan makanan bergizi, banyak minum, dan istirahat. Tubuh sebagai ciptaan mahasempurna dari Yang Kuasa memiliki mekanisme luar biasa untuk menghalau penyakit yang datang ke badan. Kekebalan tubuh yang ditunjang makanan bergizi dari luar pun membutuhkan waktu untuk bekerja sehingga tentunya kesabaran diperlukan sampai keluhannya membaik. Penyakit ringan memang akan terus terjadi karena itu adalah cara alami untuk melawan bakteri atau virus di dalam tubuh. Jadi janganlah cepat panik dan terburu-buru mengonsumsi obat apabila anda sakit. Meskipun obat berguna untuk kesehatan, namun apabila digunakan sembarangan maka akan merugikan kesehatan itu sendiri.

Polemik puyer
Puyer (powder) atau pulvis adalah salah satu bentuk sediaan obat yang biasanya didapat dengan menghaluskan atau menghancurkan sediaan obat tablet atau kaplet yang biasanya terdiri atas sedikitnya dua macam obat. Lima puluh tahun yang lalu pembuatan obat dengan cara racikan ini dikerjakan pada 60% resep dokter, namun saat ini di luar negeri resep racikan ini turun hingga tinggal 1% .

Kontroversi penggunaan puyer saat ini timbul karena kekhawatiran bahwa puyer tidak sesuai dengan Penggunaan Obat Rasional, tidak steril, memiliki risiko dosis yang kurang tepat, reaksi campuran berbagai jenis obat, dan tidak sesuai dengan Cara Pembuatan Obat yang Baik.

Menurut Prof.Dr. Iwan Darmansjah, Sp. Fk, puyer saat ini masih diresepkan di Indonesia karena memang tidak ada peraturan resmi yang melarangnya dan dokter diberi wewenang untuk melakukannya. Menurut beliau pengobatan rasional-lah yang paling diperlukan.

Prof dr Iwan Dwiprahasto MMedSc PhD, guru besar Fakultas Kedokteran UGM mengajak para profesional kesehatan untuk senantiasa mengacu pada bukti-bukti ilmiah terkini dengan tetap ‘up to date’ yang merupakan prasyarat fundamental dalam implementasi Evidence Based Medicine (EBM).

Polemik puyer yang beredar saat ini memang masih belum terlihat bagaimana ujungnya. Dari pemerintah sendiri hingga saat ini belum ada kebijakan khusus yang dikeluarkan untuk menyikapi masalah ini. Puyer yang dicap sebagai salah satu penggunaan obat yang tidak rasional memang menimbulkan berbagai kontroversi di masyarakat.

Perdebatan tentang kontroversi penggunaan puyer yang sekarang terjadi dalam masyarakat disarankan untuk diselesaikan secara ilmiah. Perdebatan ilmiah harus disertai fakta ilmiah berdasarkan evidence based medicine untuk menentukan mengenai bahaya puyer dan menyatakan apakah puyer tersebut dapat tetap diresepkan atau tidak di Indonesia.

Be Smarter Be Healthier
Menurut WHO, pengobatan yang rasional adalah pemberian obat yang sesuai kebutuhan pasien, dengan dosis yang sesuai, dalam periode waktu tertentu, dan dengan biaya serendah mungkin baik bagi pasien maupun komunitasnya. Dr Purnamawati S Pujiarto, SpA(K), MMPed mengatakan bahwa pola pengobatan yang rasional bukanlah pengobatan yang tergopoh-gopoh mengobati gejala, melainkan mencari akar permasalahan.

Menurut dokter yang akrab disapa Wati ini pemberian obat berlebihan (polifarmasi) merupakan salah satu bentuk penggunaan obat irasional yang lazim ditemui. Dalam kasus tersebut biasanya pengobatan bersifat simtomatis atau pengobatan terhadap gejala, bukan pada sumber penyakit. Jadi apabila terdapat 4 gejala maka diberikanlah 4 jenis obat.

Pemberian obat tidak rasional ini pun dipengaruhi oleh berbagai pihak :
Dokter. Dokter yang kurang percaya diri mengenai pengobatan yang diberikannya, kurangnya pengetahuan berdasarkan panduan klinis (guidelines) mengenai tatalaksana penyakit, dan rasa ketakutan bahwa pasien akan berpindah ke dokter lain apabila obat yang diberikan tidak langsung menyembuhkan
Pasien. Pasien yang menuntut pemberian obat yang ‘mujarab’ dan langsung sembuh, terkadang juga meminta antibiotik untuk infeksi virus, serta protes apabila pulang konsultasi tidak diberi obat (umumnya meminta obat meskipun hanya vitamin). Obat yang diminta pun paten karena adanya pandangan semakin mahal obat semakin bagus obatnya sehingga obat generik yang murah tidak lagi dipercaya (belum tentu benar). Suatu produk yang berkualitas belum tentu mahal
Banyaknya obat yang beredar di pasaran. Obat dengan bahan aktif yang sama, misalnya ‘ranitidin’ saat ini mereknya beredar sekitar ratusan di pasaran. Banyak pula obat jenis ini yang termasuk di dalam ‘mee-too’ drugs. Banyaknya merek obat akan membuat seorang dokter bingung dan terkadang salah mengenali obat ‘mee-too’ yang terkadang harganya jauh di atas obat paten

Banyak faktor yang mempengaruhi pengobatan. Karena itulah diperlukan kerjasama dari berbagai pihak untuk kembali merasionalisasikan pengobatan. Kita semua sebagai pasien saat ini pun sebaiknya memang lebih kritis mengenai diagnosa penyakit dan obat yang diberikan. Pergunakanlah hak pasien untuk bertanya dan memperoleh informasi mengenai gangguan kesehatan dan obat yang diresepkan.

Dibawah ini terdapat beberapa tips untuk menghindari resep obat irasional:
Pelajari penyakit-penyakit ‘harian’ seperti demam, batuk pilek, diare, dan sakit kepala. Biasakan browsing di internet dari situs yang tepercaya, seperti Mayoclinic, AAP, RCH, Kidshealth, CDC, WHO, BMJ, dan NEJM
Ketika ke dokter, pahami, tujuannya adalah berkonsultasi, bukan sekadar meminta secarik resep. Berdiskusilah, mintalah diagnosis dalam bahasa medis sehingga bisa digunakan saat mencari informasi tambahan di internet atau sumber lain, mintalah penjelasan penyebab timbulnya masalah, diagnosis, dan rencana penanganannya
Ketika diberi resep, hitung jumlah barisnya. Jika lebih dari dua, berhati-hatilah bahwa terdapat polifarmasi
Tanyakan baris per baris obat ke dokter (dan farmasis), meliputi kandungan aktifnya, mekanisme kerja, indikasi, kontra indikasi, dan risiko efek samping
Resep jangan langsung dibeli, cari informasi tambahan mengenai obat obatan yang diresepkan. Tidak perlu khawatir kondisi akan memburuk sebab apabila kita berada dalam kondisi gawat darurat, tentu akan langsung dirujuk rawat inap dengan berbagai intervensi segera
Mintalah resep obat generik karena obat paten dengan harga mahal meskipun memiliki bahan dasar yang sama bukanlah jaminan bahwa obat tersebut lebih baik.[]

Gowes For Indonesia 18 DESEMBER 2011, JAKARTA

GOWES FOR INDONESIA

Waktu : 6.30 – 11.00 WIB
Tempat : MGK Kemayoran, Jl. Angkasa Kav B-6 Kemayoran
Rute : MGK Kemayoran – Bundaran HI – MGK Kemayoran
Biaya Pendaftaran : Rp. 30.000 (kaos, snack, kupon doorprize)
Doorprize : 2 unit sepeda Specialized, 5 unit MTB, 2 unit TV LCD, dan puluhan hadiah menarik

Tempat Pendaftaran :
- MGK Bikezone : Jl. Angkasa Kav. B-6 MGK Mall Kemayoran. Telp. (021) 2664 6868 ext. 2028
- Ibu Wati : Monas. Telp. 0856 7848 471
- Ada Inovasi Kreatif : Jl.Bendungan Hilir Raya No.130. telp. 0815 1322 0276
- Roda Jaya : Kebayoran Lama. Telp. (021) 726 5481
- Yayasan Bilqis Sehati : Gedung PKMI Pusat (Klinik Mantap) Lt. 3 JL. Kramat Sentiong No. 49 A. Telp. (021) 392 7901 / 7063 2691

Presiden SBY memberi penghargaan pemberi Donor Darah 100 x

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebanyak 1320 Donor Darah Sukarela (DDS) mendapatkan penganugerahan 'Satyalancana Kebaktian Sosial' pada Selasa (13/12). Penghargaan ini diberikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai bentuk apresiasi donor 100 kali.
Donor Darah 100 Kali Lebih, DDS Dianugerahi Satyalancana dan Cincin Emas

Presiden SBY menyerahkan secara simbolis penghargaan Satyalancana kepada perwakilan DDS dari 22 Provinsi di Indonesia 13 Desember 2011 lalu di gedung JCC Senayan. Mereka berasal dari Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Belitung dan Bali. Selain diberikan penghargaan, DDS juga diberi hadiah cincin emas yang hari ini dipakai pada saat penerimaan penghargaan.

Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla, mengatakan para DDS layak dianggap sebagai pahlawan kemanusiaan. "Donor darah 100 kali berarti minimum mengabdi dan berbakti selama 20 tahun. Mereka minimum menyumbang 300 liter atau menyumbang dua jerigen," ujar Kalla.

PMI berusaha meningkatkan jumlah DDS lebih banyak lagi. Idealnya, sebuah negara mempunyai dua persen cadangan kantong darah dari jumlah penduduknya.

Guna meningkatkan jumlah DDS, PMI memperbaiki 220 unit donor darah. Mereka juga membangun unit donor darah di pusat perbelanjaan agar donor darah menjadi gaya hidup bagi remaja. Selain itu, PMI menyediakan mobil untuk melayani donor darah.

Mengenal Transfusi Darah

Sejarah Transfusi Darah
Prosedur transfusi darah sudah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu. Ada berbagai versi yang mempersoalkan kapan prosedur transfusi pertama kali dilakukan. Dikisahkan pertama kali percobaan transfusi darah dilakukan pada abad 15. Pada tahun 1492, Paus Giovanni Cibo menderita sakit parah dan berada dalam keadaan koma. Berbagai usaha penyembuhan dilakukan tapi tidak ada yang berhasil. Kemudian, datanglah seorang dokter bernama Abraham Meyre dan berjanji akan menyelamatkan Paus Giovanni Cibo dengan cara mentransfusikan darah. Akhirnya, dipilihlah 3 orang anak penggembala berusia 10 tahun dan transfusi darah dilakukan. Pada saat itu transfusi dilakukan lewat mulut, karena konsep sirkulasi dan metode akses intravena belum diketahui. Sayangnya, ketiga anak penggembala itu meninggal beberapa saat setelah proses transfusi tersebut sedangkan kondisi Paus tidak membaik dan akhirnya meninggal.

Pengetahuan mengenai transfusi darah mulai berkembang sejak adanya teori sirkulasi darah oleh dokter William Harvey pada tahun 1613. Sejak saat itu berbagai praktik transfusi darah antar hewan mulai dicobakan. Namun pencobaan transfusi ke manusia selalu menemui hasil yang fatal. Transfusi darah ke manusia pertama kali dilakukan oleh dr. Jean-Baptiste Denis, dokter Raja Perancis Louis XIV, yang melakukan transfusi darah domba ke seorang anak 15 tahun yang sedang sakit pada tahun 1667.

Pengetahuan tentang transfusi darah semakin berkembang pada dekade awal abad ke 19, dengan ditemukannya golongan darah. Pada tahun 1818, dr. James Blundell, dokter kandungan dari Inggris, untuk pertama kalinya berhasil melakukan transfusi darah antar manusia untuk pengobatan perdarahan postpartum. Dia menggunakan darah suami pasien tersebut sebagai donor.

Definisi Transfusi Darah
Transfusi darah adalah pemindahan darah dari satu orang (donor) ke dalam pembuluh darah orang lain (resipien). Hal ini biasanya dilakukan sebagai manuver penyelamatan nyawa (life-saving) untuk menggantikan darah yang hilang karena perdarahan hebat, saat operasi ketika terjadi kehilangan darah atau untuk meningkatkan jumlah darah pada pasien anemia. Darah terdiri dari sel-sel darah serta plasma darah. Sel darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan trombosit, sedangkan plasma darah mengandung air, protein, glukosa, mineral, fibrinogen dan faktor-faktor pembekuan yang terdiri dari faktor pembekuan I-XIII. Di dalam eritrosit terdapat molekul hemoglobin yang sangat penting. Hemoglobin berguna untuk “mengikat” oksigen di paru-paru dan “melepaskan” oksigen tersebut ke organ tubuh yang membutuhkannya. Dapat dikatakan, darah merupakan komponen penting dalam tubuh. Melalui darah, oksigen akan terangkut ke seluruh organ tubuh, terutama organ vital agar fungsinya dapat terus berjalan. Oleh karena itu prosedur transfusi darah merupakan suatu tindakan yang sangat penting untuk kelangsungan hidup seseorang.

Komponen Darah Transfusi
Whole blood

Whole blood (darah lengkap) biasanya disediakan hanya untuk transfusi pada perdarahan masif. Whole blood biasa diberikan untuk perdarahan akut, shock hipovolemik serta bedah mayor dengan perdarahan > 1500 ml. Whole blood akan meningkatkan kapasitas pengangkutan oksigen dan peningkatan volume darah. Transfusi satu unit whole blood akan meningkatkan hemoglobin 1 g/dl.

Packed Red Blood Cell (PRBC)

PRBC mengandung hemoglobin yang sama dengan whole blood, bedanya adalah pada jumlah plasma, dimana PRBC lebih sedikit mengandung plasma. Hal ini menyebabkan kadar hematokrit PRBC lebih tinggi dibanding dengan whole blood, yaitu 70% dibandingkan 40%. PRBC biasa diberikan pada pasien dengan perdarahan lambat, pasien anemia atau pada kelainan jantung. Saat hendak digunakan, PRBC perlu dihangatkan terlebih dahulu hingga sama dengan suhu tubuh (37ÂșC). bila tidak dihangatkan, akan menyulitkan terjadinya perpindahan oksigen dari darah ke organ tubuh.

Plasma Beku Segar (Fresh Frozen Plasma)

Fresh frozen plasma (FFP) mengandung semua protein plasma (faktor pembekuan), terutama faktor V dan VII. FFP biasa diberikan setelah transfusi darah masif, setelah terapi warfarin dan koagulopati pada penyakit hati. Setiap unit FFP biasanya dapat menaikan masing-masing kadar faktor pembekuan sebesar 2-3% pada orang dewasa. Sama dengan PRBC, saat hendak diberikan pada pasien perlu dihangatkan terlebih dahulu sesuai suhu tubuh.

Trombosit

Transfusi trombosit diindikasikan pada pasien dengan trombositopenia berat (<20.000 sel/mm3) disertai gejala klinis perdarahan. Akan tetapi, bila tidak dijumpai gejala klinis perdarahan, transfusi trombosit tidak diperlukan. Satu unit trombosit dapat meningkatkan 7000-10.000 trombosit/mm3 setelah 1 jam transfusi pada pasien dengan berat badan 70 kg. banyak faktor yang berperan dalam keberhasilan transfusi trombosit diantaranya splenomegali, sensitisasi sebelumnya, demam, dan perdarahan aktif.

Kriopresipitat

Kriopresipitat mengandung faktor VIII dan fibrinogen dalam jumlah banyak. Kriopresipitat diindikasikan pada pasien dengan penyakit hemofilia (kekurangan faktor VIII) dan juga pada pasien dengan defisiensi fibrinogen.

Komplikasi Transfusi Darah dan Penanganannya
Reaksi hemolitik

Reaksi yang terjadi biasanya adalah penghancuran sel darah merah donor oleh antibodi resipien dan biasanya terjadi karena ketidakcocokan golongan darah ABO yang dapat disebabkan oleh kesalahan mengidentifikasikan pasien, jenis darah atau unit transfusi. Pada orang sadar, gejala yang dialami berupa menggigil, demam, nyeri dada dan mual. Pada orang dalam keadaan tidak sadar atau terbius, gejala berupa peningkatan suhu tubuh, jantung berdebar-debar, tekanan darah rendah dan hemoglobinuria. Berat ringannya gejala tersebut tergantung dari seberapa banyak darah yang tidak cocok ditransfusikan.

Reaksi non hemolitik

Reaksi ini terjadi karena sensitisasi resipien terhadap sel darah putih, trombosit atau protein plasma dari donor. Gejalanya antara lain demam, urtikaria yang ditandai dengan kemerahan, bintik-bintik merah dan gatal tanpa demam, reaksi anafilaksis, edema paru, hiperkalemia dan asidosis.

Infeksi

Resiko penularan penyakit infeksi melalui transfusi darah bergantung pada berbagai hal antara lain; angka kejadian penyakit di masyarakat, keefektifan skrining yang dilakukan, kekebalan tubuh resipien dan jumlah donor tiap unit darah. Beberapa infeksi yang biasa terjadi adalah virus hepatitis, HIV, Citomegalovirus, bakteri stafilokokus, yesteria dan parasit malaria.

Penanggulangan komplikasi transfusi :
1.Stop transfusi
2.Naikan tekanan darah dengan cairan infus, jika perlu tambahkan obat-obatan.
3.Berikan oksigen 100%
4.Pemberian obat-obatan diuretik manitol atau furosemid
5.Obat-obatan antihistamin
6.Obat-obatan steroid dosis tinggi
7.Periksa analisa gas dan pH darah.
source : klikdokter

Rabu, 07 Desember 2011

Lagi-lagi, Pro-Kontra Imunisasi

Awalnya, imunisasi dipercaya bisa menghindarkan anak dari berbagai penyakit infeksi yang menyebabkan cacat dan kematian. Namun belakangan, imunisasi justru dikabarkan membawa penyakit, bahkan bisa berakibat fatal

Belum lama ini, dua balita di Bekasi meninggal setelah mengikuti Pekan Imunisasi Nasional (PIN). Isma Nur Fauziah (3 tahun) meninggal empat hari setelah divaksinasi di posyandu di dekat rumahnya. Setelah imunisasi, Isma mengalami demam tinggi, kejang-kejang, dan tidak sadarkan diri. Bungsu dari dua bersaudara itu menghembuskan napas terakhir setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Hal serupa juga dialami Hanif M. Husnaya (3 tahun). Malam hari seusai imunisasi, balita itu demam tinggi disertai muntah-muntah. Hanif pun sempat dibawa ke rumah sakit, namun demamnya tidak kunjung mereda. Tiga hari setelah imunisasi, Hanif pun mengembuskan napas terakhirnya.

Penyebab kematian dua balita tersebut sempat simpang siur. Awalnya, mereka dikabarkan mengalami ensefalitis, peradangan otak yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau mikroorganisme lainnya. Namun belakangan, Ahmad Heryawan, Gubernur Jawa Barat, mengumumkan bahwa kedua bayi diduga meninggal dunia karena tersedak tablet obat penurun panas yang diberikan kedua orangtuanya.

Pernyataan ini membuat kedua keluarga korban meradang. Tian Setiani (26 tahun), ibunda Isma mengatakan, obat yang ia minumkan pada Isma saat mengalami panas tinggi berbentuk sirup. Sementara Eva Larasati (30 tahun), ibunda Hanif, mengatakan, anaknya sama sekali tidak diberi obat, sehingga ia memastikan kematian anaknya bukan karena tersedak tablet seperti yang disampaikan Heryawan.

Yang disesalkan, di saat penjelasan ilmiah mengenai penyebab kematian dua balita tersebut belum diberikan, kasus ini sudah ditutup. Kontroversi pun semakin memanas. Pihak yang pro pun bersikukuh bahwa vaksinasi tidak ada hubungannya dengan kematian mereka. Sementara yang kontra semakin keras menuding bahwa vaksinlah biang keladinya.



Demi tujuan mulia

Kata imunisasi sendiri artinya memberikan kekebalan pada tubuh. Kekebalan tersebut bisa diberikan secara pasif maupun aktif. Secara pasif, maksudnya tubuh langsung diberi kekebalan, sehingga tubuh tidak perlu membentuk kekebalan sendiri. Keuntungannya, kekebalan yang diperoleh bisa langsung dipakai untuk mengusir kuman dan racun di dalam tubuh. Namun kerugiannya, karena bersifat pasif, jumlahnya dapat terus berkurang dan lama-kelamaan bisa habis. Contohnya adalah kekebalan yang berasal dari plasenta, ASI, dan suntikan imunoglobulin.

Sementara pada kekebalan secara aktif, tubuh diberi kuman mati atau kuman hidup yang telah dilemahkan. Inilah yang disebut vaksinasi.

Itulah mengapa sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1800-an di Inggris oleh Edward Jenner, penemunya, kontroversi seputar imunisasi sudah terjadi. Salah satu tokoh dunia yang menentang imunisasi adalah Neil Z. Miller, seorang jurnalis sains dan kesehatan asal Amerika Serikat. Ia berpendapat, imunisasi adalah tindakan yang berbahaya. “Memasukkan campuran dari bahan-bahan kimia dan zat asing ke tubuh anak yang sehat demi alasan menghindari penyakit infeksi bukanlah keputusan bijaksana,” tutur pendiri Thinktwice Global Vaccine Institute ini.



Antara zat kimia dan status kehalalannya

Selain meragukan kehalalannya, kelompok yang menentang imunisasi umumnya menjadikan zat kimia di dalam vaksin sebagai alasan, sebab zat tersebut diyakini dapat memicu berbagai macam gangguan kesehatan.

Dalam artikelnya yang berjudul “How Vaccines Can Damage Your Brain”, Russel Blaylock, MD, ahli bedah saraf dari Amerika Serikat, menyatakan, saat vaksin diujicobakan pada hewan, produksi cytokines, semacam protein yang merangsang kekebalan tubuh, memang meningkat. Namun yang perlu diperhatikan, vaksin tersebut juga membangunkan microglia, senyawa kimia di dalam otak yang tugasnya menyerupai tentara keamanan.

Pada kondisi tidur, microglia berperan melindungi sel-sel otak dan membantu sel-sel saraf di dalam otak saling menyampaikan informasi. Namun saat microglia menyadari ada zat asing yang masuk, ia akan memproduksi zat-zat beracun, sebagai mekanisme alami dalam memerangi ancaman bahaya. Pada fase ini, biasanya tubuh menjadi kurang nyaman, mengalami sickness behavior. Bentuknya bisa mirip gejala flu, bisa juga berupa rasa gelisah, sensitif, mudah lelah, ingin menjauh dari keramaian, sulit tidur, dan sulit berkonsentrasi (depression-like symptom).

Yang perlu digarisbawahi, Blaylock menuturkan, respon tubuh terhadap vaksin dalam merangsang kekebalan jauh berbeda dengan kekebalan yang terbangun saat terinfeksi penyakitnya secara alami.(N)

Penulis : Dyah Pratitasari

Simak artikel lengkapnya di Nirmala 12/Tahun 12, edar 1 Desember 2011

Gandum dan Biji-bijian Terbukti Menurunkan Resiko Kanker Usus

klik dokter-Penelitian terbaru akhirnya dapat menunjukkan dengan pasti jenis dan takaran asupan serat alami bagi kesehatan tubuh khususnya dalam menurunkan resiko kanker usus pada manusia. Apabila selama ini kita telah sering mendengar manfaat dan kebutuhan serat dalam makanan sehari-hari, tentu kita akan selalu beranggapan bahwa serat alami tersebut cukup dari buah dan sayuran semata.

Namun kenyataannya, berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan dalam the British Medical Journal menemukan bahwa asupan serat alami dari gandum dan biji-bijian lebih mempunyai khasiat dalam mencegah berbagai penyakit khususnya di usus. Para peneliti dari Imperial College London, Inggris ini menemukan bahwa hanya dengan asupan 10 gram gandum dan biji-bijian sehari, telah mampu meningkatkan kebutuhan serat alami tubuh sekaligus menurunkan resiko terkena kanker usus sebanyak 10%.

Berbanding terbalik dengan hasil 25 studi sebelumnya yang hanya menggunakan buah serta sayuran. Meskipun buah dan sayuran juga mempunyai serat alami yang baik bagi tubuh, namun kadar dan khasiatnya tidak memberikan perubahan pada penurunan resiko kanker usus.

Bahkan berdasarkan hasil penelitian mereka terhadap 2 juta orang, mereka berani menyimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat kadar serat alami yang diasup setiap hari khususnya dengan mengkonsumsi gandum dan biji-bijian, akan semakin meningkatkan pencegahan terhadap kanker rektum maupun kanker kolon yang merupakan jenis kanker usus yang biasa menyerang pria dan wanita.

Hasil dari penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa serat alami dari gandum dan biji-bijian telah terbukti melindungi tubuh dari penyakit jantung, diabetes tipe 2, kelebihan berat badan, obesitas dan penyumbatan pada saluran darah. Serat alami ini bisa kita temukan dalam beras merah, roti gandum, sereal, oat meal, dan bubur yang terbuat dari kacang-kacangan.

Seperti dilansir dalam BBC News Health, Dagfinn Aune selaku pimpinan penelitian menjelaskan bahwa semakin banyak memakan serat alami akan semakin baik. Bahkan dengan jumlah yang tidak terlalu banyak telah mampu memberikan efek. Yaitu dengan memasukkan 90 gram gandum dan biji-bijian dalam menu makanan keseharian, mampu menurunkan 20% resiko kanker rectum yang lebih banyak menyerang pada pria.

Untuk itu sudah selayaknya kita semakin sadar akan perlunya memasukkan berbagai jenis makanan yang mengandung gandum dan biji-bijian dalam asupan sehari-hari kita demi mencegah segala penyakit yang mengintai akibat pola makan kita yang telah terkikis oleh gaya hidup serba instan dan cepat, tanpa menyadari banyak hal yang telah kita skip atau lewati. [](E)

Seminar awam : Vaksinasi & Alergi Sabtu 10 Des 2011

Bagi yang mau tambah ilmu ini ada acara bagus,
Seminar awam : Vaksinasi & Alergi
Sabtu 10 Des 2011 jam 08 sd selesai
di RS Royal Taruma Jl Daan Mogot (samping mal ciputra)
Jakarta Barat
pemateri dr Elizabeth hutapea, SpA
dr Teguh Harjono, SpPd
biaya rp 20.000 (term snack, seminar kit, makan siang)
pendaftaran
56958338

Donor darah Sabtu 10 Desember 2011

Remaja Islam Sunda Kelapa (RISKA) mengundang rekan-rekan untuk ikut serta dalam kegiatan
Donor Darah Massal dengan tema "Your Blood Save More Life" pada:

Sabtu, 10 Desember 2011 pk 08.00-15.00 WIB
@Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jak-Pus
Daftarkan diri anda
Tersedia doorprize dan merchandise menarik!

Marilah siapkan fisik kita untuk membantu sesama.

Salam hangat.

REMAJA ISLAM SUNDA KELAPA
CP: Hafiza 0856 9219 6270

Kamis, 01 Desember 2011

Talkshow Pintar sehat Islami Sabtu 3 Des 2011

Talkshow Pintar sehat Islami Sabtu 3 Des 2011 jam 15.00-16.45
bersama Dr Ali Thoha Asegaf di R Panggung Utama Pameran Buku Indoensia Senayan

Simposium awam Deteksi dini penyakit darah pada anak Sabtu 3 Desember 2011

Acara bagus Simposium Awam: Deteksi Dini Penyakit Darah pada Anak
Sabtu 3 Desember 2011 aula IKA FKUI/RSCM, Lt. 1 Jl. Salemba Raya no. 6, Jak-Pus
acara ini gratis bagu yang mau ikutanhub Indri / Zulaiha : 3143924 / 3161420 / 08567932507

Jalan Sehat minggu 4 Desember 2011

"Aksi Jalan Sehat dan Fun Bike dengan mengambil rute Taman Menteng- HOS Cokroaminoto-Imam Bonjol- Bundaran HI-Sutan Syahrir-HOS Cokroaminoto dan berkhrir di Taman Menteng.

Acara yang bertema "Freedom for Palestine" (04/12) dilanjutkan dengan orasi-orasi dari berbagai perwakilan lembaga kemanusian, ormas dan tokoh masyarakat Indonesia. Selain itu acara ini juga akan disemarkkan dengan perlombaan kreasi anak-anak tentang Palestina, lomba photography dan pentas seni peduli Palestina.

Acara ini didukung oleh Kaukus PAlestina, KNRP, BSMI,Matlaul Anwar, PUI, PERSIS, PUI, Spitir of Aqsha dan MP 4 Palestine. http://sspsebi.blogspot.com/2011/12/aspac-gelar-aneka-lomba-dukung.html