Kamis, 30 Desember 2010

Buku Baru Trio Herbal Habatussasuda-Minyak Zaitun-Propolis

Telah terbit Buku Baru
HABBATUSSAUDA, MINYAK ZAITUN, PROPOLIS: AMPUH SEJAK RIBUAN TAHUN LALU

Radikal bebas di mana-mana. Di jalan raya, kita menghirup asap knalpot, di kantor rekan kerja merokok dan kita terpapar asapnya, makan siang menyantap menu berpengawet, atau stres. Semua menyumbang radikal bebas yang bersifat karsinogenik atau memicu sel kanker dan beragam penyakit degeratif lain seperti jantung koroner dan diabetes mellitus. Antioksidanlah yang manjur mencegah terbentuknya radikal bebas.

Senyawa antioksidan berbaik hati menyumbangkan satu atau lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas dapat diredam. Sayangnya cadangan antioksidan di dalam tubuh sangat terbatas. Dampaknya saat terjadi paparan radikal bebas, tubuh memerlukan antioksidan eksogen atau antioksidan dari luar tubuh. Jintan hitam, propolis, dan minyak zaitun, kaya antioksidan yang diperlukan tubuh. Bagaimana pun mencegah tetap lebih baik daripada mengobati. Mencegah penyakit datang menggerogoti tubuh berarti mengkonsumsi pangan kaya antioksidan. Konsumsi salah satu dari trio herbal sebuah investasi kesehatan yang menguntungkan.***

full color | 128 hal; Harga Rp55.000,-

7 Minuman Sehat Pengganti Air Putih

Bosan dengan air putih? Padahal air putih mengandung banyak sekali manfaat. Bahkan ada yang mengatakan minuman lain selain air putih sebenarnya adalah racun karena mengandung zat-zat yang tidak bersahabat untuk tubuh. Tapi kalau bosan minum air putih, apalagi yang bisa diminum? Berikut ada daftar minuman sehat lain yang dapat diminum selain air putih.

1. Jus jeruk.
Manfaat: mencegah penyakit jatung.
Kandungan antioksidan dalam jus jeruk akan membantu melindungi jantung, dengan melawan terjadinya peradangan yang nantinya bisa menyebabkan terjadinya kerusakan pada pembuluh darah. Studi yang dimasukkan ke dalam The American Journal of Clinical Nutrition menunjukkan, orang yang mengonsumsi makanan cepat saji dengan satu gelas jus jeruk, memiliki radikal bebas perusak arteri yang lebih sedikit, dibanding orang-orang yang mengonsumsi burger dan kentang goreng bersama air putih. Hanya saja tetap perhatikan kandungan gula di dalamnya.

2. Teh chamomile.
Manfaat: membuat tenang.
Studi yang dilakukan University of Pennsylvania di Philadelphia, menemukkan orang yang menyereput teh chamomile setiap hari selama 2 bulan, akan merasa tidak cemas. Nyalakan tombol mellow kita dengan meminum satu cangkir teh chamomile setiap sebelum tidur.

3. Jus kranberi.
Manfaat: mencegah penyakit gusi dan infeksi saluran kemih.
Senyawa alami yang ada dalam jus akan mencegah bakteri untuk melekat pada gigi yang berada di bawah garis gusi. 227 gram kranberi juga akan memberikan 39% dari kebutuhan vitamin C harian kita, meningkatkan kolesterol baik , serta menjaga kesehatan saluran kemih kita.

4. Susu cokelat.
Manfaat: menjaga perut tetap rata.
Satu gelas susu cokelat bebas lemak bisa memberikan asupan kombo akan karbohidrat dan protein, yang bisa membantu kita memulihkan tubuh setelah usai berolahraga. Atlet yang meminum susu cokelat bebas lemak usai berlatih secara intens selama 4 hari, memiliki tingkat kerusakan otot yang lebih kecil dibandingkan atlet yang minum air putih atau minuman pemulih lain, demikian temuan yang dikemukakan dalam pertemuan American College of Sport Medicine di Seattle. Dan itu sama artinya akan mengurangi rasa nyeri dan keletihan. Cukup seduh 2 sendok makan bubuk atau sirup cokelat (dengan kandungan gula kurang dari 20 gr) ke dalam susu tanpa rasa.

5. Teh hijau.
Manfaat: menjaga bobot tubuh tetap stabil.

Penelitian pada tikus yang dimasukkan dalam International Journal of Obesity mengemukakan, tikus yang berolahraga dan meminum teh hijau akan mengalami kenaikan bobot tubuh lebih rendah 22%, dibanding tikus lain yang hanya berolahraga dan minum teh biasa. Kandungan polyphenol dalam teh hijau akan melancarkan sistem metabolisme tubuh, dan membuat tubuh lebih mudah membakar lemak. Plus, teh juga kaya akan antioksidan yang baik dalam mencegah kanker dan penyakit jantung.

6. Jus tomat.
Manfaat: mencegah kanker.
Jus tomat penuh dengan kandungan lycopene dan vitamin yang berkhasiat mencegah kanker. Konsumsi setiap hari bisa efektif mencegah kanker.

7. Teh hitam.
Manfaat: mencegah kanker kulit.
Teh hitam terdiri dari flavonoid dan antioksidan yang membawa zat antikanker. Penelitian menunjukkan bahwa meminum secangkir teh atau lebih sehari dapat menurunkan resiko karsinoma sel skuamosa dalam tubuh sebesar 30%. Karsinoma sel skuamosa merupakan bentuk kanker jenis karsinoma yang bisa terdapat pada berbagai organ, termasuk kulit.

Sumber: http://www.foxyreign.com

Obat Herbal kurang manjur, benerkah ... ?

Mendengar kata herbal, apa yang terlintas di benak Anda? Kendati masyarakat telah turun-temurun memanfaatkannya dalam pengobatan, herbal tetap saja lebih inferior ketimbang obat konvensional. Obat Herbal mulai banyak dipilih sebagai alternatif penyembuhan. Betulkah ia kurang cespleng?
Menjawab pertanyaan tersebut, ahli herbal, Dr dr Amarullah H Siregar FBIHom DIHom DNMed menyodorkan sejumlah argumentasi ilmiah. Belajar naturopati di Inggris dan Amerika, ia mendapati banyak sekali daun, akar, ataupun benalu tumbuhan yang berkhasiat obat. "Di lain sisi, seperti yang diumumkan WHO pada awal 2006 lalu, 1035 obat yang telah disetujui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat sepanjang tahun 1989 sampai 2000, tiga perempatnya ternyata tak memiliki makna mengobati."

Di Indonesia, obat dari bahan alami mayoritas masih masuk dalam kelas jamu dan obat herbal terstandar. Baru lima saja yang telah berada di golongan fitofarmaka terbukti memiliki khasiat serupa obat konvensional. "Padahal, hampir semua obat bisa disubstitusi dengan bahan alami," komentar dokter yang mendalami naturopati ini.

Sebut saja, antibiotik. Sesuai namanya, antibiotik berarti antibiota. "Saat dikonsumsi, bakteri baik yang hidup di saluran pencernaan juga ikut terbunuh," ungkap Amarullah dalam Media Discussion Sehat dengan Herbal yang digelar Deltomed, Rabu (19/5) lalu, di Jakarta.

Ini berarti penggunaan antibiotik malah memunculkan masalah kesehatan yang baru. Orang yang mendapatkan antibiotik jangka panjang otomatis membutuhkan suplemen yang dapat menyuburkan kembali populasi bakteri sahabat saluran cerna. "Kalau ditunggu, ia baru bisa mencapai jumlah yang cukup setelah 48 sampai 54 hari kemudian," kata Amarullah yang juga konsultan homeopathic medicine.

Lalu, sekarang, mari simak bagaimana meniran menjalankan perannya sebagai antibiotik alami. Amarullah menuturkan, meniran pintar mengenali sumber masalah. "Hanya bakteri jahat saja yang ditumpasnya."

Namun, sebetulnya, bukan bahan aktif meniran yang berperang secara langsung. Meniran justru mendorong tubuh untuk bisa menyembuhkan diri sendiri. "Meniran mengaktifkan produksi kelenjar timus di paru-paru dan meningkatkan pasokan sel limfosit T yang berkaitan dengan ketangguhan imunitas hingga mampu mematikan bakteri jahat di tubuh," urai dokter naturopati jebolan Clayton College of Natural Health, Birmingham, Amerika Serikat.

Begitu keluhan hilang, konsumsi meniran bisa dihentikan. Tidak seperti antibiotik konvensional yang memang harus diminum sampai habis sesuai jumlah dan dosis yang diresepkan. "Obat herbal andaikan tak dibutuhkan tubuh akan langsung keluar melalui urine, tidak akan menumpuk di dalam tubuh," urai dokter yang memiliki klinik di Ragunan, Jakarta Selatan, ini.

Lebih lanjut, Amarullah mengajak masyarakat agar mengubah paradigmanya. Berobat bukan cuma menghilangkan gejala yang dikeluhkan. "Carilah kesembuhan dengan melacak akar penyakitnya." Amarullah mencontohkan kasus darah tinggi. Tak bijak jika penyakit ini cuma diredakan atau distabilkan dengan obat. "Akar penyakitnya ada di ginjal dan organ itulah yang mesti dikembalikan vitalitasnya."

Persoalannya, spesialis jantung dan kardiovaskular bukan dokter ginjal. Pasien harus ke dokter lain untuk mendapatkan pengobatan. "Sementara itu, dalam naturopati, ilmu kedokteran ini memperlakukan tubuh manusia sebagai satu kesatuan hingga tidak luput merevitalisasi ginjal pasien darah tinggi," kata Amarullah yang dipercaya menyusun kurikulum mata kuliah naturopati di Indonesia.

Obat herbal, lanjut Amarullah, tersedia juga untuk kondisi akut. Contohnya, obat batuk, pilek, serta radang tenggorokan pada anak. "Sudah tersedia dalam bentuk sirup dengan isi ekstrak jahe, cengkeh, lengkuas, kapulaga, dan kunyit yang berefek antiradang lalu dipermanis dengan madu atau gula aren."

Seiring dengan meredanya batuk, pilek, serta radang tenggorokan, Amarullah mengimbau agar sistem imunitas diperkuat. Untuk itu, antibodi harus digenjot. "Bisa dengan mengonsumsi meniran." Untuk pencegahan serangan batuk pilek berulang, Amarullah memberikan tips sederhana.
Minum saja bandrek. "Bisa juga dengan mencampur setengah serbuk bandrek dengan jahe plus lengkuas ketika terasa suara mulai parau dan bindeng."
Red: irf Wednesday, 22 December 2010 Rep: Reiny Dwinanda/republika-online

Sabtu, 25 Desember 2010

Buku Baru "Hidup Bebas Kanker"

Data badan kesehatan dunia WHO menunjukkan bahwa kanker di Indonesia pada tahun 2005 telah membunuh kurang lebih 206.000 jiwa, dengan 135.000 di antaranya berumur di bawah 70 tahun. Kini, kanker menjadi penyumbang kematian ketiga tebesar setelah penyakit jantung. Namun, diperkirakan akan menduduki peringkat ketiga teratas pada 2030 dengan potensi peningkatan 5x lipat dari jumlah sekarang. Penyebab utamanya adalah :
 Kurang berolahraga
 Merokok
 Pola makan salah  Pemakaian pestisida

Hampir 70% pasien kanker yang berobat ke rumah sakit berada dalam kondisi lanjut (advance). Persentase tersebut mengindikasikan bahwa pasien kanker di Indonesia dalam tahap penyembuhannya lebih sulit ditangani secara medis.

REVOLUSI DI DUNIA PENGOBATAN KANKER!

Buku ini menyediakan jawaban dari persoalan di atas. Lewat penggabungan kisah-kisah inspiratif dari pasien penderita kanker, David Schreiber memberikan uraian mengenai asal mula tumbuhnya sel kanker hingga penjelasan bagaimana mengembangkan diet antikanker berbasis ilmu. Ia memaparkan temuannya mengenai:

• Pestisida bahayakan sel imun
• Asupan nutrisi seimbangkan hidup
• Trauma pengaruhi pemulihan kesehatan
• Hubungan tubuh & pikiran maksimalkan perawatan medis

Belajar melindungi diri sendiri adalah hal paling sederhana yang dapat mencegah sekaligus menyembuhkan penyakit kanker & buku inilah panduan yang tepat untuk cara hidup yang lebih baru!! Penerbit Bentang Pustaka

Ternyata Ada Peningkatan Aktivitas Otak Selama Berdoa

Bagaimana kondisi apa ketika Anda sedang berdoa? peneliti Dr Andrew Newberg melakukan penelitian untuk melihat hubungan otak manusia saat berdoa atau bermeditasi. Hasilnya, aktivitas otak cenderung meningkat di kala seseorang sedang berdoa.

Newberg yang merupakan ahli bidang neurotheology ini mencoba untuk mempelajari hubungan antara otak dan agama. Ia mengatakan, ada hubungan antara otak dengan agama seseorang.

"Terjadi peningkatan aktivitas di lobus frontal pada seorang meditator," kata Newberg, seperti dikutip dari Dailymail.

Sebagai bagian dari penelitiannya, Newberg mempelajari aktivitas otak umat Buddha Tibet sebelum dan selama meditasi.
Bagian lobus frontal pada otka ternyata lebih aktif pada saat bermeditasi ketimbang sebelum bermeditasi.

Namun penelitian Nerberg bukanlah studi pertama yang mengungkapkan keterkaitan aktivitas otak dengan meditasi. Bulan lalu, sebuah studi dari University of Oregon menemukan meditasi dapat memperkuat otak seseorang.

Pada orang yang bermeditasi, terjadi 'perubahan struktural' dalam serat yang menghubungkan cingulate anterior atau bagian otak yang membantu mengatur emosi dan perilaku.

“Kami menilai apa yang terjadi di otak orang saat mereka praktek spiritual seperti meditasi atau doa.

Ini benar-benar sudah memberi kami jendela luar biasa ke dalam apa yang diperuntukkan bagi orang untuk menjadi religius atau untuk melakukan praktek seperti ini,” ujarnya.

Sebelum ini, disertasi Dr. Mohammad Sholeh berjudul “Pengaruh Shalat Tahajjud Terhadap Peningkatan Perubahan Respon Ketahanan Tubuh Imunologik” menunjukkan temuan shalat tahajud melahirkan ketenangan yang terbukti mampu meningkatkan ketahanan tubuh imunologik, mengurangi resiko terkena penyakit jantung dan meningkatkan usia harapan hidup.

Menurut Sholeh, secara medis sholat tahajjud dapat menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imonologi) khususnya pada imonoglobin M, G, A dan limfosit, yang berupa persepsi dan motivasi positif, serta dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi (coping). Hanya saja, tahajjud yang dimaksudkan adalah shalat tahajjud yang benar-benar khusuk dengan gerakan tepat dan dilakukan dengan keikhlasan.[dm/cha/hidayatullah.com]

Pornografi Merusak Otak

Pornografi, bukan saja dilarang oleh agama tapi juga oleh negara. Sehingga keluarlah Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi. Namun, dalam undang-undang tersebut banyak kelemahannya begitu menurut Juniwati T. Masjchun Sofwan, ketua Komote Indonesia untuk Pemberantasan Pornografi dan Pornoaksi dalam acara workshop tentang "Kerusakan Otak Akibat Pornografi" yang digelar pada Kamis (23/12) di Jakarta. Begitulah sesuatu yang diciptakan oleh makhluk pasti ada kelemahannya.
Menurut Gunawan Bambang Dwiyanto, Kepala Sub Bidang Pemeliharaan dan Peningkatan Kemampuan Inteligensia Anak Pusat Inteligensia Kementerian Kesehatan RI, paling tidak ada enam hal yang diakibatkan oleh pornografi, diantaranya: Rusaknya moral bangsa, krisis perkembangan inteligensia, gangguan perilaku dengan eskalasi yang meningkat, menurunkan kinerja otak, menurunkan kualitas SDM dan menurunkan kualitas belajar bangsa.

Semoga ini menjadi perhatian para pemimpin negeri ini, agar generasi mendatang menjadi kuat tidak dilemahkan oleh pornografi. Karena pornografi bisa merusak segala-galanya. Sebagaimana yang pernah dijanjikan oleh SBY, ketika pertama kali terpilih jadi orang nomor satu di negeri ini, kepada Masyarakat Anti Pornografi untuk membentuk Barisan Keluarga Bersih dari Pornografi. (MZS)

Rabu, 22 Desember 2010

Ingin Hidup Sehat di Tengah ’Kota Polusi’ ??

Jakarta menempati urutan ke-3 sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Apa yang bisa kita lakukan?

Meski Jakarta makin macet, pengap, dan terpolusi, rasanya sulit bagi kita untuk meninggalkan ibukota tercinta ini. Karena itu, kalau ingin bertahan di ibukota Republik Indonesia yang tersayang ini, kita perlu melakukan sesuatu untuk membuat udara kota Jakarta lebih sehat bagi kita maupun anak cucu Mengandalkan pemerintah saja tidak cukup. Bersama-sama akan ditemukan solusi secara lebih cepat dan lebih sempurna.

Tapi sebelum bertindak, perlu kita ketahui dulu apa saja yang membuat Jakarta menjadi kota yang tidak sehat. Beberapa fakta – yang mungkin Anda sadari secara samar-samar – telah dipaparkan secara gamblang oleh para ahli dalam Green Festival 2010 yang bertema Solusi untuk Bumi dan diselenggarakan di Parkir Timur Senayan, awal November lalu.



Stop Volume Kendaraan Bermotor

Pertumbuhan jumlah kendaraan di DKI Jakarta mencapai 10,9% per tahun. Dengan laju pertumbuhan setinggi ini, jumlah kendaraan di Jakarta saat ini (2010) telah mencapai 11.362.396 unit (Polda Metro Jaya, Agustus 2010) terdiri dari 8.244.346 unit kendaraan roda dua dan 3.118.050 unit kendaraan roda empat, jauh melampaui jumlah penduduk Jakarta yang hanya 9.558.198 jiwa.

Kemacetan diperparah karena panjang jalan di Jakarta hanya sekitar 7.650 kilometer untuk luas 40,1 kilometer persegi, atau hanya 6,26% dari luas wilayahnya. Padahal, perbandingan ideal antara prasarana jalan dan luas wilayah adalah 14%. Berarti, Jakarta harus membangun sedikitnya, dua kali lebih banyak jalan dari sekarang. Mungkinkah?

Sudah begitu, sebagian besar kendaraan bermotor ini menghasilkan emisi gas buang yang buruk, karena para pemilik kendaraan tidak memberikan perawatan yang memadai atau menggunakan bahan bakar berkualias kurang baik. Sementara laporan World Bank (2009) menyatakan bahwa 70% sumber pencemar udara berasal dari emisi gas buang kendaraan bermotor.

Bisa dimengerti mengapa kemacetan makin sulit diatasi dan pencemaran udara semakin meningkat.

Apa yang harus dilakukan ?

· Pemerintah. Batasi kepemilikan kendaraan pribadi untuk menekan efek negatif polusi yang ditimbulkan.

· Kita. Lebih disiplin melakukan uji emisi untuk mengetahui kadar partikel dan karbon kendaraan bermotor mesin bensin. Ini berlaku untuk mobil pribadi maupun angkutan umum.

· Pemerintah. Berikan sanksi tegas jika ada emisi yang melebihi ambang batas.

· Kita. Berbesar hati jika dalam waktu dekat ini pemerintah DKI Jakarta menerapkan Electronic Road Pricing (ERP) atau jalan berbayar, di ruas jalan yang sebelumnya diberlakukan sistem 3 in 1.

· Pemerintah. Perbaiki fasilitas angkutan umum agar para pengguna kendaraan pribadi tidak segan beralih ke kendaraan umum.



Risiko kanker darah setelah timbal diganti

Tahun 1996, Jakarta telah dinyatakan sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia setelah Mexico City (Meksiko) dan Bangkok (Thailand). Gara-gara pernyataan WHO ini, dilakukan upaya pembebasan Indonesia dari bensin bertimbal dimulai dengan pencanangan Program Langit Biru oleh Presiden Soeharto pada tahun 1996, setelah Indonesia menghadiri pertemuan puncak Earth Summit di Rio de Janeiro, Brasil. Lewat Program Langit Biru, sejak 2001, Jakarta dan sekitarnya dinyatakan bebas bensin bertimbal, disusul kota-kota besar lain di seluruh Indonesia (2006).

Namun, berdasarkan hasil penelitian Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (PPK UI), setelah sekian tahun program pembebasan bensin bertimbal berjalan, diketahui kualitas udara di Jakarta masih sangat buruk, karena BBM kita mengandung senyawa berbahaya pengganti timbal (senyawa aromatik, senyawa oksigenat, senyawa olevin, dan senyawa isomerat). Dalam kurun waktu 5 sampai 30 tahun, senyawa pengganti timbal ini dapat menyebabkan kanker darah (leukemia).

Menurut Budi Haryanto, Peneliti dari PPK UI, paparan senyawa aromatik di udara Jakarta sangat berbahaya karena merupakan senyawa yang bersifat genotoxic carcinogen. Artinya, tidak ada batas aman untuk terkena risiko kanker. Penggunaan senyawa pengganti timbal ini seharusnya diikuti dengan pemasangan catalyctic converter pada knalpot kendaraan yang berfungsi menyaring zat-zat beracun hasil pembakaran senyawa aromatik.

Dari hasil penelitian yang dilakukan di negara-negara Eropa, diketahui bahwa kebocoran pengisian bahan bakar tanpa timbal sebanyak 12 persen saja sudah bisa menimbulkan risiko kanker. Apalagi, pengguna jalan di kota metropolitan setiap hari menghirup udara beracun dari senyawa aromatik yang tidak melalui proses penyaringan.

Apa yang harus dilakukan ?

Pemerintah, produsen dan pemasok mobil. Para produsen dan pemasok mobil di Indonesia, harus lebih bertanggungjawab terhadap kesehatan lingkungan, dengan memasang catalytic converter pada knalpot kendaraan mobil maupun sepeda motor yang mereka jual kepada konsumennya, agar bisa lebih ramah terhadap lingkungan.

Pemda, LSM, kita. Galakkan kampanye hidup sehat bebas udara beracun di jalan raya, antara lain dengan mewajibkan penggunaan masker setiap kali berkendara atau beraktivitas di luar rumah. (N)

Penulis : Ahmad Kholil

Simak artikel lengkapnya di majalah Nirmala 12/Tahun 11, edar 1 Desember 2010

ANAK DENGAN GIZI BAIK MENJADI ASET DAN INVESTASI BANGSA DI MASA DEPAN

Ibu memegang peranan penting dalam mendukung upaya mengatasi masalah gizi, terutama pada asupan gizi keluarga, mulai dari penyiapan makanan, pemilihan bahan makanan, sampai menu makanan. Ibu yang memiliki status gizi baik akan melahirkan anak yang bergizi baik. Anak yang bergizi baik menjadi aset dan investasi sumber daya manusia (SDM) bangsa kedepan. Karena itu penting ditingkatkan pengetahuan dan perilaku ibu dalam membentuk keluarga sadar gizi.

Hal tersebut disampaikan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Amalia Sari, S.IP saat membuka Seminar Nasional dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-82 tahun 2010 di Jakarta, 10 Desember 2010.

Seminar dihadiri 200 peserta berasal dari organisasi kewanitaan, tokoh masyarakat, yayasan sosial, mahasiswa, dan pelajar mengangkat tema Perbaikan Status Gizi Sebagai Tolak Ukur Pencapaian Target Millenium Development Goal’s (MDG’s).

Linda mengatakan dalam pencapaian target pembangunan MDG’s, salah satunya adalah mengurangi angka kemiskinan. Tingkat kemiskinan di Indonesia dapat diukur berdasarkan indikator prevalensi gizi kurang.

Banyak upaya dilakukan untuk mengatasi masalah gizi di Indonesia. Data menunjukkan prevalensi gizi buruk terus mengalami penurunan dari 9,7% di tahun 2005 menjadi 4,9% di tahun 2010 dan diharapkan di tahun 2015, prevalensi gizi buruk dapat turun menjadi 3,6%. Prevalensi anak balita gizi kurang dan buruk turun 0,5 % dari 18,4% pada 2007 menjadi 17,9% pada 2010. Faktor-faktor penyebab gizi buruk, yaitu asupan gizi dan pemahaman tentang makanan yang aman untuk dimakan, penyakit menular, lingkungan, akses terhadap pelayanan kesehatan dan pola asuh, lanjut Linda.

Interaksi antara kemiskinan dan faktor sosial, seperti pendidikan, pekerjaan, perilaku merokok, menikah usia muda, dan cakupan pelayanan kesehatan yang belum optimal, juga menyebabkan masalah gizi menjadi kronis. ”Terhambatnya pertumbuhan pada anak mengindikasikan pembangunan yang kurang efisien dalam upaya perbaikan sumber daya manusia,” ujar Linda.

Dalam mengatasi permasalahan gizi di Indonesia perlu dilakukan intervensi, salah satunya skala prioritas melalui investasi di bidang kesehatan, pendidikan dan sosial, khususnya ditujukan pada kelompok risiko tinggi, seperti keluarga miskin. Selain itu juga berbagai upaya pemberdayaan masyarakat terus dilakukan termasuk perubahan perilaku masyarakat sadar gizi, ungkap Linda.

Sementara itu pada kesempatan yang sama, Dr. Minarto, MPS, Direktur Bina Gizi Masyarakat menjelaskan prioritas intervensi gizi ibu dan anak, dapat dilakukan melalui berbagai hal. Pertama, intervensi perubahan perilaku, seperti pemberian ASI eksklusif, pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) secara tepat, memantau berat badan teratur, dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Kedua, suplementasi gizi mikro, mencakup asupan vitamin A, tablet Fe, dan garam beryodium. Ketiga, tatalaksana gizi kurang/buruk pada ibu dan anak, meliputi pemulihan gizi anak gizi kurang, pemberian makanan tambahan (PMT) pada ibu hamil.

Gizi kurang menjadi faktor risiko penyebab kematian anak. Gizi kurang dipengaruhi beberapa faktor, yaitu asupan gizi yang rendah pada ibu hamil dan menyusui, pendapatan (prevalensi pada kelompok miskin lebih tinggi), pendidikan, perbedaan kultur antara desa dan kota, pola asuh (prevalensi pada kelompok ”tidak miskin”), dan kebijakan lokal, ungkap Dr. Minarto.

Dr. Minarto menambahkan, selain gizi kurang dan gizi buruk, masih banyak masalah yang terkait dengan gizi yang perlu perhatian lebih, diantaranya yaitu; 1) stunting atau terhambatnya pertumbuhan tubuh. Stunting adalah salah satu bentuk gizi kurang yang ditandai dengan tinggi badan menurut umur diukur dengan standar deviasi dengan referensi WHO. Data WHO menunjukkan tinggi anak Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan tinggi anak dari negara-negara lain. Berdasarkan hasil Riskesdas 2010, prevalensi anak balita pendek (stunting) 35,6 % atau turun 1,2 % dibandingkan 2007 (36,8 %); 2) kesadaran tentang pentingnya keamanan pangan. Status gizi baik tergantung pada ketersediaan dan keamanan pangan. Data WHO menunjukkan 2,2 juta orang pertahun meninggal yang diakibatkan penyakit bersumber dari makanan, terutama makanan yang mengandung zat-zat berbahaya dan beracun.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon : 021-52907416-9, faks : 021 - 52921669, Call Center : 021-500567, 30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id sumber :depkes

Your Babies Are What You Eat

Nutrisi selama masa kehamilan sangat menentukan masa depan sang bayi. Semua sangat tergantung pada masa kehamilan.
"Kecenderungan potensi penyakit degeneratif dari yang bayi miliki kelak mencapai dewasa sangat tergantung dari pola asupan nutrisi semasa ibu mengandung," demikian disampaikan dr. Aditya Kusuma, Sp.OG ketika mengemukakan hipotesis Barker; Fetal Origins of Adult Disease pada acara talkshow yang diselenggarakan oleh @selamatkanibu.

Dilain sisi, status asupan nutrisi masa kehamilan juga menentukan bakat potensi bayi pasca kelahiran pada paparan gizi buruk. Meninjau lambatnya laju angka penurunan kasus gizi buruk di Indonesia dibandingkan tahun-tahun yang lalu, juga merupakan parameter fenomena rendahnya kesadaran ibu selama masa kehamilan pada esensi pentingnya nutrisi selama masa kehamilan demi kesehatan janin.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar 2010, prevalensi anak balita pendek 35,6% atau turun 1,2% dibandingkan 2007, sebesar 36,8% berdasarkan hasil riset serupa. Dilain aspek, prevalensi anak balita gizi kurang dan buruk hanya turun 0,5% dari 18,4% pada 2007 menjadi 17,9%pada 2010. Prevalensi anak balita kurus 13,3%, turun 0,3% dari 2007.

Tidak dapat dipungkiri pertumbuhan yang terhambat menggambarkan adanya masalah gizi. Permasalahan itu terkait gizi kurang dan buruk pada anak serta ibu hamil.

Wilson Siahaan, Project Coordinator dari United Nations Millennium Campaign (UNMC) pada kesempatan yang sama menekankan, bahwasanya hal asupan nutrisi ibu yang memberikan dampak skala waktu yang sangat panjang kepada bayi. "Isu ini (asupan nutrisi selama masa kehamilan) sangat bersinergi dengan isu-isu yang ditekankan pada program MDG(s) 4 dan MDG(s) 5," jelas Wilson.

Indonesia masih berjuang dalam usaha mencapai prestasi pemenuhan target Millennium Development Goals (MDGs) yang ada. Kegagalan tumbuh seringkali berupa siklus. Masa kehamilan yang kurang terpantau dan terpelihara dengan baik menghasilkan bayi berat lahir rendah yang berlanjut dengan anak gagal tumbuh dan berkembang hingga dampak pada kondisi fisik yang terbawa hingga dewasa.[](DA) klikdokter

Alasan Kenapa Remaja Harus Jaga Keperawanan dan Keperjakaan

Jakarta, Masalah keperawanan atau keperjakaan dalam budaya populer bukan lagi dianggap hal yang sakral. Tapi meski begitu, himbauan klasik untuk menjaga keperawanan dan keperjakaan tak hanya terkait norma tapi lebih dari itu punya manfaat kesehatan yang besar.

Anak-anak remaja biasanya paling sering menanyakan mengapa harus menjaga keperawanan atau keperjakaan? Survei di Amerika bahkan menemukan anak remaja kadang mempunyai kecurigaan yang berlebihan bahwa teman sebayanya sudah aktif secara seksual terutama anak laki-laki.

Tapi survei juga menunjukkan remaja yang melakukan seks lebih dini kebanyakan menyesal karena tidak menunggu lebih lama untuk menjaga keperawanan atau keperjakaanya.

Dokter J. Thomas Fitch dalam buku Questions Kids Ask About Sex, yang diterbitkan ANDI, Kamis (23/12/2010) mengatakan ada sejumlah alasan yang baik mengapa remaja harus menjaga keperawanan atau keperjakaannya:

1. Potensi hamil atau menghamili orang lain yang harus ditanggung tapi secara mental belum siap.
2. Ancaman Infeksi Menular Seksual (IMS) sudah merajalela sehingga membuat seseorang rentan terinfeksi.
3. Menjaga keperawanan atau keperjakaan adalah cara yang 100 persen efektif untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan atau penyakit infeksi seks.
4. Beberapa penyakit menular seksual bisa menyebabkan kemandulan akibat kerusakan pada saluran indung telur. Hal ini bisa membuat seseorang mustahil untuk hamil kelak.
5. Ancaman penyakit IMS akibat human papillomavirus (HPV) bisa mengakibatkan kanker leher rahim.
6. Masalah emosional akhirnya menjadi lebih labil
7. Seks bebas bisa mempengaruhi hubungan pernikahan di masa depan.
8. Sebagian besar remaja, khususnya perempuan tidak menilai dirinya menjadi lebih baik setelah terlibat kegiatan seks.
9. Remaja yang aktif secara seksual cenderung lebih mudah depresi, terlibat minuman keras, merokok dan narkoba.
10. Berhubungan seks terlalu dini bisa mempengaruhi reputasi serta hubungan dengan orangtua.
11. Dua dari tiga remaja yang melakukan hubungan seks menyatakan penyesalan dan berandai-andai jika ia mau menunggu hingga waktu yang tepat.
Vera Farah Bararah - detikHealth

(ver/ir)

Kamis, 09 Desember 2010

Jalanlah Setelah makan

Jakarta, Setelah makan biasanya seseorang akan merasa kekenyangan dan malas untuk bergerak. Tapi ternyata berjalan santai setelah makan bisa memberikan manfaat untuk pencernaan.

Berjalan santai yang dimaksud disini bukanlah langsung berjalan setelah selesai makan, melainkan memberi waktu bagi tubuh untuk beristirahat sebentar sekitar 10-15 menit. Setelah itu diharapkan seseorang bisa melakukan jalan santai.

Seperti dikutip dari Fitsugar.com, Kamis (9/12/2010) jalan santai yang dilakukan setelah makan tidak hanya membakar beberapa kalori, melainkan turut membantu proses pencernaan dalam hal ini membuat organ-organ tubuh bekerja lebih baik. Berjalan santai setelah makan juga meningkatkan perjalanan makanan dan membantu penderita sakit maag.

Berjalan santai atau perlahan-lahan akan merangsang gerakan peristaltik di usus sehingga menghindari penumpukan makanan, membuat peredaran darah menjadi meningkat dan enzim-enzim yang bekerja saat proses pencernaan jumlahnya cukup untuk mencerna makanan yang dikonsumsi.

Selain itu berjalan santai selama 10 menit bisa menjadi cara yang murah untuk menenangkan pikiran, menghilangkan stres, dapat mencegah seseorang untuk berpikir mengemil, meningkatkan tambahan energi dan juga membantu menurunkan tekanan darah.

Jalan santai ini bisa dilakukan di mana saja, jika berada di rumah cukup melakukan jalan bolak balik di dalam rumah, sedangkan jika berada di luar bisa berjalan santai sambil menikmati udara segar.

Menurut Mayo Clinic Sleep Disorders Center di Rochester jalan santai setelah makan malam bisa membantu seseorang tidur lebih cepat dan membantu mengurangi ketagihan mengemil makanan lemak tinggi dan manis saat larut malam.

Namun seseorang tidak dianjurkan untuk berjalan cepat atau berlari setelah makan besar, karena bisa membuat suplai darah yang seharusnya membantu proses pencernaan menjadi dialihkan untuk berjalan cepat. Serta membuat jantung bekerja dua kali lipat lebih besar.

Sementara itu bagi penderita diabetes dibutuhkan waktu yang lebih lama sebelum mulai berjalan santai, yaitu 1-2 jam setelah makan. Hal ini untuk menunggu saat insulin dan kadar gula darahnya menurun tetap. Karena jika langsung berjalan akan mengacaukan kerja dari insulin dalam mengatur kadar gula darahnya.

24 indikator kesehatan dalam IPM

Salah satu indikator penting dalam pembangunan adalah Human Development Index (HDI)/ Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terdiri dari indeks ekonomi (pendapatan riil per kapita), indeks pendidikan (angka melek huruf dan lama sekolah), dan indeks kesehatan (umur harapan hidup waktu lahir).

Untuk menentukan peringkat kabupaten/kota dalam pembangunan kesehatan disusunlah Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) yaitu indikator komposit yang menggambarkan kemajuan pembangunan kesehatan,

dirumuskan dari data kesehatan berbasis komunitas yaitu Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), dan Survei Potensi Desa (Podes).



Ada 24 indikator kesehatan yang digunakan dalam IPKM dengan nilai korelasi UHH yang tertinggi. Indikator kesehatan tersebut adalah prevalensi balita gizi buruk dan kurang, prevalensi balita sangat pendek dan pendek, prevalensi balita sangat kurus dan kurus, prevalensi balita gemuk, prevalensi diare, prevalensi pnemonia, prevalensi hipertensi, prevalensi gangguan mental, prevalensi asma, prevalensi penyakit gigi dan mulut, prevalensi disabilitas, prevalensi cedera, prevalensi penyakit sendi, prevalensi ISPA, proporsi perilaku cuci tangan, proporsi merokok tiap hari, akses air bersih, akses sanitasi, cakupan persalinan oleh nakes, cakupan pemeriksaan neonatal-1, cakupan imunisasi lengkap, cakupan penimbangan balita, ratio Dokter/Puskesmas, dan ratio bidan/desa.

Demikian paparan Dr. dr. Trihono, M.Sc Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) saat temu media, Jum’at, 26 November 2010, di Jakarta. Hadir dalam kesempatan tersebut Prof. Purnawan Junadi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM-UI).

Selain menentukan peringkat pembangunan kesehatan kab/kota, IPKM dapat menjadi acuan pemerintah daerah (Pemda) membuat program intervensi yang lebih tepat, bahan advokasi ke Pemda agar terpacu menaikkan peringkat kesehatannya, perumusan daerah bermasalah kesehatan berat/khusus (DBKBK), dasar penentuan alokasi dana bantuan kesehatan dari pusat ke daerah, dan membantu Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (KMPDT) dalam membangun kab/kota.

Berdasar hasil Riskesdas 2007, dari 440 kabupaten/kota diperoleh peringkat masing-masing kota dan kabupaten dengan tingkat kesehatan terbaik hingga terburuk. Hasil IPKM terlihat nilai terendah atau tingkat kesehatannya buruk adalah daerah Pegunungan Bintang, Papua (0,247059) dan tertinggi adalah Kota Magelang, Jateng (0,708959).

Kabupaten/kota mempunyai masalah kesehatan yang berbeda, bergantung kepada keadaan 24 indikator kesehatan yang masuk dalam IPKM. Seperti perbedaan IPKM antara Kab. Gianyar dan Manggarai, dimana peringkat IPKM Kab. Gianyar lebih baik dibanding Manggarai, namun perilaku cuci tangan lebih banyak di Kab. Manggarai dibanding Kab. Gianyar. Begitu pula kasus diare di Kab. Gianyar pun lebih banyak dibanding Kab. Manggarai.

Berdasar perhitungan rata-rata nilai, diperoleh batas bawah/normal IPKM yaitu 0,415987 dan daerah dengan nilai dibawah normal dikategorikan sebagai daerah bermasalah kesehatan berat/khusus (DBKBK). Ada beberapa kabupaten yang berada di bawah normal atau termasuk DBKBK, tapi tidak ada satu kota pun dibawah normal.

Kesehatan berhubungan erat dengan kemiskinan. Secara keseluruhan IPKM juga berhubungan dengan proporsi penduduk miskin per kab/kota. Namun tidak semua kab/kota yang miskin berada pada peringkat kesehatan yang buruk, begitu pula sebaliknya. IPKM kota tidak berhubungan dengan kemiskinan dan tidak termasuk daerah tertinggal.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Pusat Tanggap dan Respon Cepat (PTRC): 021-500567, 30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.idThis e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it , info@depkes.go.idThis e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it , ontak@depkes.go.idThis e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it .

Seminar Setengah Hari “Sekolah” menjadi Ibu" 18 Desember 2010

Bagaimana seluk-beluk permasalahan kesehatan wanita sehari-hari sampai yang sulit?
Bagaimana mempersiapkan diri dan kesehatan wanita menjelang pernikahan?
Bagaimana resep langgeng dengan suami?
Bagaimana caranya membesarkan anak sejak di kandungan supaya bisa menjadi unggulan bangsa?
Calon Ibu sukses, semua pertanyaan ini akan terjawab di :
Seminar Setengah Hari: “Sekolah” menjadi Ibu, bersama dr. Handrawan Nadesul.Sabtu 18 Desember 2010 pk 09-13.00
Dengan hanya Rp. 20.000 (dua puluh ribu) rupiah dapatkan :
• Tanya jawab langsung dengan dokter
• Makan siang
• Sertifikat kehadiran
• Kesempatan door prize paket perawatan kecantikan di Tredonne Skincare Clinic dan jutaan rupiah Wedding & Birthday party
Informasi :
SMS : 085880280538 (Bimo) atau 081808205060 (Yose)
Email: acara@tanyadokteranda.com
Twitter: @tanyadokteranda

Inilah Alasan Harus Minum Dua Liter/hari

Setiap orang dewasa setidaknya harus minum air minimal dua liter sehari untuk menjaga kesehatan dan stamina tubuh agar tidak mengalami dehidrasi dan mengganggu kesehatan.

"Setidaknya kita harus minum air delapan gelas atau dua liter sehari untuk mengganti cairan kita yang hilang karena aktivitas," kata Dr Samuel Oetoro, Ahli Gizi, di Jakarta, Rabu (8/12/2010).

Menurut Samuel, manfaat air sangat penting bagi kehidupan manusia bahkan dapat disamakan dengan kebutuhan tubuh terhadap zat gizi dan vitamin yang dibutuhkan tubuh.

Perlunya manusia mengonsumsi air dua liter sehari adalah untuk menggantikan cairan di tubuh yang hilang sebanyak dua liter melalui air seni, keringat dan saluran pernapasan.

"Oleh sebab itu, karena air yang hilang per hari sebanyak dua liter karena aktivitas sehari-hari, maka cairan tersebut juga harus diisi dengan cara minum air sebanyak dua liter sehari," kata Samuel.

Diingatkan, dampak manusia kekurangan cairan sangat fatal dan bisa membahayakan kesehatan manusia jika tidak mengonsumsi air sebanyak dua liter per hari.

Apabila manusia kekurangan dua persen air, akan menimbulkan rasa haus, letih, lemah, mengganggu konsentrasi dan kemampuan berpikir.

Jika kehilangan air sebanyak empat persen hingga enam persen maka tubuh akan alami kelemahan yang berat, pucat, selaput lendir kering, buang air kecil berkurang dan kesadaran menjadi gelisah.

"Namun jika kekurangan air mencapai 12 persen maka kesadaran sudah tidak merespon, buang air kecil tidak ada, muka terlihat kelabu, tekanan darah menurun, nadi sangat cepat dan pelan yang semuanya bisa berakibat fatal seperti kematian," katanya.

Diingatkan pula bukan hanya konsumsi dua liter per hari yang penting tapi juga kualitas air yang diminum perlu memiliki karakteristik yang sesuai dengan standar kesehatan, seperti tidak berwarna, tidak bau, tidak berasa serta bebas dari bahan kimia berbahaya dan bakteri.
ANT
Sumber : kompas.com