Kamis, 15 Desember 2011

Alam sebagai Sinergi

sehat news -Seluruh latihan yoga tidak lain adalah cara kita untuk bisa memahami bahwa alam merupakan satu entitas yang terdiri dari beragam hal namun bisa bekerja sama satu sama lain menghasilkan satu sinergi

Peluk terhangat untuk keluarga
Belai terlembut untuk keluarga
Senyum yang terindah untuk keluarga
Kasih paling tulus untuk keluarga

Terimakasih ibu
Terimakasih ayah
Untuk kasih dan sayangmu
......

Ini adalah jingel untuk Hari Keluarga yang diperingati setiap tanggal 29 Juni lalu saat semua orang merayakan Hari Keluarga Nasional. Ini adalah momen peringatan bagi seluruh masyarakat betapa pentingnya keluarga bagi kekuatan bangsa. Keluarga merupakan institusi terkecil yang menjalankan berbagai aspek kehidupan seperti pendidikan dan perekonomian.

Dalam pelajaran ilmu hayat, setiap spesies tanaman sebagai entitas tunggal dan kecil bisa ditarik ke dalam pengelompokan yang lebih besar seperti ordo hingga familia. Hampir sama dengan pengelompokan manusia secara antropologis. Manusia seperti daun-daun dari pohon yang sama. Tapi jika manusia diumpamakan pohon, maka himpunan semesta manusia itu bisa dilihat di dalam sebuah taman yang memiliki aneka warna bunga atau hutan yang ditumbuhi beragam tanaman.

Dalam dunia yoga, banyak kita jumpai bermacam gaya, aliran, atau tradisi seperti misalnya salah satunya Hatha Yoga yang dalam praktiknya lebih fokus pada olah tubuh lewat latihan asanas. Sekadar menyebut aliran yang dikenal di Indonesia antara lain Classic Hatha Yoga, Sivananda, Iyengar, Ashtanga, Vinyasa, Bikram atau Hot dan lain sebagainya.

Berbagai aliran itu seperti cabang pohon dengan berbagai bentuk dan rupa. Ada yang lurus, zig-zag, memanjang, bengkok, semua dinamakan cabang dari batang pohon. Asana yang diajarkan guru-guru dari berbagai aliran itu tentunya sama, demikian juga nama-nama dari asana itu sama persis.

Aliran dalam yoga ini seperti kulit buah pisang, sementara yoga itu sendiri adalah daging dari buah pisang yang kita makan. Ada orang yang lebih suka pisang ambon, atau pisang emas, yang lain mungkin suka pisang raja.

Sama halnya dengan yoga, ada yang suka diiringi musik, tetapi ada juga yang tidak. Yang satu boleh bebas melakukan gerakan tertentu, yang lain tidak boleh karena mengidap sakit tertentu dan dokter malah melarangnya. Semua dikembalikan kepada masing-masing peserta yang seleranya beragam.

Pluralis
Pada dasarnya yoga itu sangat universal. tidak membedakan agama, jender, ras, golongan, usia, status sosial, atau label-label lainnya. Semua orang dari mana pun dapat berlatih yoga. Yoga mengajarkan agar kita dapat memeluk seluruh manusia, sekaligus dipeluk oleh semuanya.

Gambaran itu akan jelas terlihat di dalam kelas yoga yang terbuka untuk umum tanpa membawa nama style atau aliran tertentu. Apalagi kalau dilakukan secara bersama-sama di tempat terbuka, atau di ruang-ruang publik. Latihan di alam akan membangun jembatan keterhubungan antara diri kita sebagai entitas tunggal dengan sesama praktisi sebagai sebuah keluarga, antara kita manusia dengan alam semesta dengan semua isinya.

Pose-pose yoga yang dilakukan sudah mencerminkan kedekatan manusia dengan alam. Sesama peserta bisa saling membantu agar pelibatan semua unsur di dalam tubuh kita seperti kulit, otot, saraf, dan tulang, serta semua organ di dalam tubuh dapat dirasakan bekerja bersama secara berkesinambungan.

Jadi, banyak yang dapat kita pelajari dari alam, salah satunya adalah keterkaitan dan keharmonisan itu. Sungai-sungai mengairi tumbuhan, hutan membendung banjir, matahari tak jemu-jemunya memberi kehangatan, air yang menguap akibat matahari dikembalikan oleh kerjasama awan dan angin.

Sesama peserta yang bisa saling membantu merupakan gambaran kerjasama yang terjadi di alam. Sesama peserta seperti sebuah keluarga yang bisa saling membantu dan menyokong. Kerjasama yang luar biasa indahnya! Semua itu bisa dirasakan sewaktu kita dalam berlatih. Bisa kita bayangkan kalau ada unsur yang hilang atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Berlatih yoga di taman bersama alam bukan sekadar menjalankan aktivitas go green. Fokus green yoga ini dapat dirumuskan menjadi 3P, practice, planet, dan people. Lewat yoga, keterhubungan antara diri kita dengan diri kita sendiri, dengan sesama manusia, dan alam semesta akan makin terasa dan akan terus ditingkatkan.

Jika ini terus dikembangkan, akan timbul rasa cinta yang tidak terkondisi, cinta yang tidak bersayarat, karena cinta itu tumbuh dari kesadaran di dalam diri kita sendiri. Cinta pada sesama mahluk, cinta pada alam. Kita akan melihat cinta ada dimana-mana.

Dengan mengupayakan terus berlatih yoga, dengan menjaga kelestarian alam, bumi, mother earth, ibu pertiwi tempat kita berpijak juga akan merespons dengan memberi yang terbaik untuk kita tanpa mengharap kembali. Seperti harum bunga yang mekar, memberi pada semua orang yang lewat, tidak peduli pada siapa saja. Juga seperti kasih seorang ibu kepada anaknya yang selalu dinyanyikan anak-anak dengan riang gembira...

Kasih ibu kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi
Tak harap kembali
Bagai Sang Surya

Tidak ada komentar: