Selasa, 05 April 2011

Obat Kanker Minim Efek Samping Harganya Masih Terlalu Mahal

Jakarta, Keluhan umum pada pasien kanker yang sedang menjalani pengobatan adalah efek samping, mulai dari rambut rontok hingga tidak doyan makan. Efek samping tersebut bisa diminimalkan dengan targeted therapy, hanya saja harganya masih mahal.
Selain dengan operasi pengangkatan dan radioterapi, penanganan kanker banyak dilakukan dengan obat-obatan yang disebut chemotherapy. Prinsipnya adalah memasukkan senyawa kimia (chemical) ke dalam tubuh untuk mematikan sel kanker maupun sekedar menghambat pertumbuhannya.

Meski ampuh, pengobatan dengan cara ini terkenal dengan efek sampingnya yang cukup menyiksa. Karena sifatnya kurang selektif, obat ini akan membunuh semua sel tubuh yang karakternya mirip ciri kanker yakni membelah diri dengan cepat misalnya rambut.
Akibatnya rambut di seluruh tubuh mengalami kerontokan, termasuk alis dan bulu mata. Celakanya lagi obat-obat kemoterapi yang sudah disuntikkan akan menyebar ke seluruh tubuh sehingga jika yang diobati misalnya kanker payudara, rambut di kepala ikut merasakan efek sampingnya.

Berkat perkembangan teknologi pengobatan, efek samping chemotherapy sangat menyiksa itu kini bisa diminimalkan dengan terapi terbaru yang disebut targeted therapy. Prinsipnya sama dengan chemotherapy, hanya saja aksi obat tidak akan menyebar ke seluruh tubuh.
Targeted therapy memiliki reseptor yang menentukan di mana obat akan bekerja, sehingga efek sampingnya hanya muncul di sekitar lokasi kanker. Cara kerjanya menyerupai antibodi alami tubuh manusia sehingga bisa digolongkan sebagai monoclonal antibody.

Satu-satunya kekurangan dari targeted therapy adalah harganya yang sangat mahal, karena semuanya masih dilindungi paten. Dibandingkan dengan harga obat-obatan chemotherapy, harga obat-obatan targeted therapy rata-rata mencapai 2 kali lipatnya.
"Katakanlah satu ampul obat chemotherapy harganya Rp 900 ribu, sekali suntik 7 ampul. Penggunaannya tiap 3 minggu, rata-rata sampai 6 kali penyuntikan. Obat untuk targeted therapy harganya bisa Rp 3 juta/ampul dan sekali suntik butuh 3-4 ampul," ungkap dr Joni Fauzi, Deputi Direktur Ethical PT Kalbe Farma dalam bincang-bincang dengan media di Penang Bistro, Menteng, Jakarta, Selasa (5/4/2011).
Mengingat harga obat-obat targeted therapy masih sangat tinggi, pasien kanker masih bisa mengandalkan obat-obat chemotherapy. Untuk mengatasi efek samping yang muncul, saat ini juga banyak perusahaan farmasi yang memproduksi obat kanker lainnya yakni supporting therapy.
Obat-obat supporting therapy memang ditujukan untuk mengurangi penderitaan pasien kanker akibat efek samping chemoterapy. Jenisnya bermacam-macam, umumnya berupa tambahan nutrisi mengingat salah satu efek samping chemoterapy adalah tidak doyan makan. AN Uyung Pramudiarja - detikHealth

Tidak ada komentar: