Sabtu, 13 November 2010

Hari Gini Menolak Donor Darah? Baca Dulu Mitos dan Faktanya!

Donor darah mungkin kegiatan yang tak pernah aka nada habisnya. Pasti akan ada orang yang membutuhkan bantuan darah kita. Darah pun tidak bisa disimpan terlalu lama. Jadi bisa berkali-kali pula pendonor darah diperlukan. Tapi masih banyak orang yang takut mendonorkan darahnya karena pikiran-pikiran yang belum tentu benar. Penulis: Vinka Kumala, S.Ked

Berikut ini syarat-syarat bagi pendonor darah:
1. Berusia 17-65 tahun.
2. Dalam keadaan sehat, artinya kadar hemoglobin harus normal (tidak anemia).
3. Tidak menderita penyakit menular, seperti HIV, malaria, sifilis, atau hepatitis.
4. Berat badan minimal 45 kg.
5. Tidak sedang hamil, menyusui, atau menstruasi.
6. Tekanan darah normal, yaitu sistole 110-160 mmHG dan diastole 70-100 mmHG.
7. Jarak dengan transfusi sebelumnya minimal 3 bulan.

Yang juga tidak boleh mendonorkan darah:

* Pernah menderita hepatitis B atau hepatitis C. Atau, dalam 6 bulan terakhir kontak erat dengan penderita hepatitis.
* Menderita tuberkulosis, sifilis, epilepsi, dan sering kejang.
* Ketergantungan obat atau alkohol yang akut atau kronis.
* Setahun terakhir pernah menjalani operasi besar atau operasi kecil.
* Baru menjalani injeksi tahap akhir imunisasi rabies terapeutik. Atau, baru saja menjalani transplantasi kulit.
* Baru seminggu lalu terbebas dari gejala gangguan alergi.
* Sedang hamil, sedang menyusui, atau baru saja melahirkan.
* Tiga hari sebelumnya baru menjalani operasi gigi.
* Menderita penyakit kulit pada vena (pembuluh darah balik), khususnya pada lengan yang akan dipasangi jarum.
* Mengidap penyakit darah, misalnya defisiensi G6PD, talasemia, atau polisitemia vera.
* Penderita atau termasuk orang berisiko tinggi tertular HIV/AIDS.

Berarti siapa pun yang masuk dalam syarat-syarat itu, bebas untuk mendonorkan darah. Tapi tetap saja sering kali banyak pikiran negatif yang mengganggu, padahal donor darah adalah kegiatan yang mulia. Berikut beberapa mitos dan faktanya mengenai donor darah.

Mitos #1: Donor darah bikin gemuk?
Tak sedikit orang yang mengurungkan niat untuk mendonorkan darahnya karena mitos yang mengatakan setelah donor darah tubuh akan menjadi gemuk. Padahal secara teori, kegemukan terjadi karena jumlah kalori yang masuk lebih banyak dari yang dikeluarkan. Jadi, tidak ada kaitannya dengan donor darah. Setelah mendonorkan darah memang biasa disediakan semangkuk bubur kacang hijau, mi atau telur rebus, atau roti, dan segelas susu. Para pendonor memang disarankan untuk makan minimal empat jam setelah mendonorkan darah karena tubuh perlu menyesuaikan diri terhadap perubahan volume darah. Namun hal ini tidak membuat gemuk.

Mitos #2: Membuat badan lemas dan darah kurang
Sebenarnya proses donor darah hanya mengambil 250-500 cc darah. Jumlah tersebut tidak akan berpengaruh banyak karena tubuh kita memiliki persediaan darah hingga 5.000 cc. Orang yang merasa lemas biasanya justru disebabkan karena cemas, bukan karena darahnya kurang. Volume sel darah yang didonor sendiri akan kembali seperti semula dalam seminggu. Bahkan untuk beraktivitas dan berolahraga berat bisa dilakukan langsung keesokan harinya.

Mitos #3: Wanita tidak boleh mendonorkan darah
Pada dasarnya donor darah boleh dilakukan siapa saja, baik pria maupun wanita, sepanjang ia berbadan sehat dan memenuhi syarat sebagai pendonor. Pada wanita, memang ada keadaan tertentu yang membuatnya tidak boleh mendonorkan darah, seperti sedang hamil, menyusui, atau sedang menstruasi karena kadar hemoglobin dalam darah akan menurun.

Mitos #4: Menimbulkan “kecanduan”
Sekalipun proses donor darah dilakukan secara rutin, hal ini tidak akan mengubah proses metabolisme atau jam biologis tubuh. Jadi, tidak benar kalau disebutkan donor darah akan membuat tubuh jadi ketagihan.

Mitos #5: Membuat awet muda

Ada anggapan bahwa mendonor darah dapat membuat awet muda, yaitu karena darah yang lama dibuang sehingga merangsang tubuh membentuk sel-sel darah baru. Sayangnya hal ini tidak terlalu benar. Sebenarnya tubuh memang memiliki sistem regenerasi sendiri. Sel darah merah hidup selama 120 hari, kemudian akan dihancurkan oleh limpa dan dibuang melalui empedu ke saluran limpa. Jadi darah memang akan selalu beregenerasi dengan sendirinya.

Mitos #6: Bisa tertular penyakit

Ada yang takut bila mendonorkan darah bisa terkena penyakit menular. Ini tidak akan terjadi karena dalam bekerja, Palang Merah Indonesia (PMI) selalu mengikuti standar internasional sesuai PMI Amerika (American Red Cross Blood Services). Petugas PMI juga telah dilatih terlebih dahulu dan jarum yang digunakan dipastikan steril dan sekali pakai. Dalam hal ini, perlu diketahui bahwa semua kegiatan donor darah dikerjakan oleh PMI, hanya saja mungkin penyelenggara atau sponsornya berbeda-beda. Namun petugasnya adalah petugas PMI.

Mitos #7: Orang yang takut jarum jangan mendonor darah

Sebenarnya, untuk mengambil darah biasanya digunakan jarum berukuran besar, tujuannya agar proses pengambilan darah tidak terlalu lama. Karena bila lama, risiko infeksinya meningkat. Sakit? Mungkin ya, karena ambang rasa sakit masing-masing orang berbeda-beda. Normalnya, sakit hanya terasa saat pertama kali lengan dimasuki jarum. Biasa proses pengambilan darah normal berlangsung 7-10 menit, bisa mencapai 1 jam bila pendonor merasa cemas. Bila takut, ajaklah keluarga, teman, atau kerabat dekat anda. Bila didampingi mereka, rasa takut cenderung berkurang. Apalagi bila mereka juga ikut mendonorkan darahnya.

Mitos #8: Sedang dalam pengobatan atau habis meminum obat tidak boleh mendonor

Pada hampir setiap kasus, konsumsi obat tidak membuat anda ditolak sebagai pendonor. Selama tubuh anda sehat dan kondisi badan anda di bawah kontrol, kemungkinan besar anda tetap dapat mendonor darah.

Mitos #9: Punya penyakit diabetes, kolesterol, dan tekanan darah tinggi tidak boleh mendonor darah

Penderita-penderita ini tetap dapat mendonor darah, sejauh syarat-syarat kesehatannya terpenuhi. Hanya saja, pengguna insulin mungkin menjadi pengecualian. Orang dengan tekanan darah pun asal dalam batas yang ditentukan dalam syarat, dapat tetap mendonor darah. Obat-obat yang dikonnsumsi untuk penyakit-penyakit tersebut umumnya juga tidak membuat anda ditolak sebagai pendonor.

Mitos #10: Menjadi Vegetarian tidak boleh mendonor karena zat besinya kurang

Vegetarian dapat juga mendonorkan darah. Zat besi yang diperlukan tetap ada dalam penyimpanan tubuh dan akan dapat digantikan dengan diet seimbang setelah donor darah. Waktunya mungkin akan sedikit lebih lama, sekitar 1 bulan, namun tetap tidak mengganggu kesehatan yang berarti.

Mitos #11: Orang yang gemuk lebih sehat dan memiliki lebih banyak darah yang dapat didonasikan

Salah. Kelebihan berat badan sebenarnya justru membuat orang menjadi kurang sehat. Mereka tidak memiliki lebih banyak darah, hanya saja massa tubuh lainnya yang lebih banyak. Namun orang gemuk juga tetap dapat mendonor darah.

Mitos #12: Darah dapat dibuat

Tidak, darah tidak dapat dibuat. Darah hanya bisa didapatkan melalui donor dari manusia. Untuk itu pendonor darah akan selalu dibutuhkan.

Yuk, jangan takut lagi mendonor darah. Donor darah bisa dilakukan kapan pun, cukup menghubungi PMI.
Referensi:

Dr. Udja Bachrussany, Kadiv Pengadaan Darah Unit Transfusi Darah Daerah DKI.

Dr. Endang Peddyawati, SpGK, spesialis Gizi Klinik dari RS Persahabatan Jakarta.

Femina 22/2010. Kusumbangkan Darahku…

Widayati E. Hari Gini Masih Percaya Mitos Donor Darah? Basi!. 3 Juli 2010. Go4healthylife.com.

http://www.glamour.com/health-fitness/blogs/vitamin-g/2010/06/monday-is-world-blood-donor-da.html

Tidak ada komentar: