Jumat, 26 Oktober 2012

Tangkal Kanker Payudara Dan Prostat Dengan Teh Hijau

Selama puluhan tahun, para ahli kesehatan telah percaya bahwa teh hijau mampu untuk mencegah kanker, tapi meskipun telah dilakukan berbagai penelitian baru kali inilah didapatkan kesimpulan tentang kehebatan teh hijau ini.
Para peneliti dari Columbia University Medical Center dan University of California Los Angeles akhirnya mampu memecahkan kode tentang bagaimana teh hijau dapat mencegah kanker, baik pada pria maupun wanita.
Menurut para peneliti, ekstrak dari teh hijau yaitu Polyphenon E, dapat menghalangi pertumbuhan kanker payudara. Penemuan ini berdasarkan studi yang masih dilakukan terhadap 40 orang wanita dengan tipe kanker payudara yang tidak memberikan respon pada terapi hormon.
Kepala peneliti dari studi ini, Katherine D. Crew, seorang asisten profesor di bidang medis dan epidemiologi Columbia University Medical Center di New York, secara acak meminta para pasiennya untuk mengonsumsi 400 mg, 600 mg, atau 800 mg Polyphenon E atau plasebo selama dua kali sehari selama enam bulan.
Hasil menunjukkan bahwa wanita yang menerima ekstrak teh hijau memiliki tingkat pertumbuhan tumor lebih rendah selama dua bulan perawatan. Namun Crew mengindikasikan bahwa perbedaan antara mereka yang menerima Polyphenon E dan plasebo tidak terlalu signifikan setelah empat dan enam bulan. Ia berteori bahwa mungkin para pasien tidak melanjutkan pil-pil tersebut.
Crew berharap dapat menemukan dosis yang tepat untuk ekstrak teh hijau ini. Meskipun demikian, ia beranggapan masih terlalu awal untuk merekomendasikan ekstrak teh hijau sebagai pengobatan kanker. Kini ia sedang memeriksa kegunaan ekstrak teh hijau ini untuk wanita-wanita berisiko tinggi sebagai pencegahan terhadap kanker payudara.
Sementara itu, dalam studi yang terpisah yang dilakukan oleh para peneliti di University of California Los Angeles, yang melibatkan 67 pria penderita kanker prostat, menunjukkan manfaat lainnya dari teh hijau dalam pencegahan kanker prostat.
Penelitian yang dipimpin oleh seorang asisten profesor bernama Susanne Henning ini meminta pasiennya untuk mengonsumsi baik enam gelas teh hijau rebusan atau air putih secara rutin selama tiga hingga delapan minggu. Mereka kemudian mengumpulkan darah dan contoh urin sebelum dan setelah pengonsumsian teh hijau ataupun air putih.
Hasilnya, konsentrasi serum prostate-specific antigen (PSA) jauh lebih rendah pada akhir penelitian ini. Kini, Henning dan timnya sedang melakukan penelitian mengenai prospek mengombinasikan teh hijau dengan produk alami lainnya. [Tika/Mizan.com, Diolah dari: Medical Daily]

Tidak ada komentar: